Lihat ke Halaman Asli

Novanda Fatih Hardanti

Writing Enthusiast

Milenial, Apakah Penting Mempersiapkan Tabungan Haji Sedari Muda?

Diperbarui: 13 September 2020   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase foto Danamon Syariah dan https://www.nst.com.my/ edit pribadi

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mula la syarika lak...”

Arti: Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memnuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memnuhi panggilan-Mu, sungguh segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.

Pergi ke Tanah Suci dan mengunjungi Baitullah adalah impian setiap umat muslim. Selain untuk menjalankan rukun Islam kelima tetapi juga menjadi pengalaman spiritual tersendiri untuk memperkuat iman Islam, begitu juga dengan saya. Di tahun 2017, saya dan orangtua sudah mendaftarkan diri untuk beribadah Umroh pada tahun 2020 ini. Manusia memang hanya bisa berencana, takdir belum mengizinkan kami untuk pergi ke Baitullah tahun ini karena adanya Global Pandemik Covid-19. 

Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa mempersiapkan adalah memang tugas kita sebagai manusia dan takdir Allah SWT yang menentukan. Terlebih lagi, umat muslim di Indonesia memiliki rata-rata masa tunggu calon jemaah haji mencapai 20 tahun. Melihat masa tunggu yang cukup lama, kita tidak seharusnya menunda-nunda untuk mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji. 

Oleh karena itu, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) tengah gencar bersosialisasi Gerakan Mari Tunaikan Haji Selagi Muda (MINA). BPKH menghimbau lembaga keuangan dan bank untuk mengakomodasi para milenial yang ingin mendaftarkan tabungan haji dengan mengintegrasikan data ke Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) milik Kementerian Agama RI. Impian untuk menjadi Haji Muda pun bisa tercapai. 

Anggota BPKH A. Iskandar Zulkarnain menyebut usia haji saat ini yang berangkat ke tanah suci adalah rentang 60-70 tahun. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri, dikarenakan ibadah haji sebesar 80% ibadah fisik. Gerakan haji muda diharapkan bisa memberangkatkan usia lebih muda sehingga mengurangi risiko negatif pada jemaah.

Apa sih manfaatnya kalau mendaftarkan haji sedari muda?

  • Persiapan Diri yang Cukup

Persiapan diri bukan sekedar fisik saja, tetapi juga secara mental untuk menjalankan ibadah haji. Generasi milenial saat ini berada di rentang usia 25-35 tahun, apabila dihitung 20 tahun kemudian untuk mendaftarkan haji maka usia keberangkatan diperkirakan antara 45-55 tahun. Di usia tersebut, diperkirakan seorang individu sedang berada di usia kematangan mental dan fisik yang masih kuat. Fisik yang prima tentu akan memberikan keuntungan dalam kekhusyukan beribadah haji. Mendaftarkan di usia sedini mungkin tentu akan memberikan manfaat untuk keberangkatan di usia yang siap.

Setelah mempersiapkan fisik dan mental, persiapan yang tidak kalah penting adalah materi. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji terakhir di tahun 2019 adalah US $2.481 (dengan kurs saat itu, sekitar Rp 35.000.000,-). Tentu ini bukan nominal yang sedikit. Maka dari itu, Danamon Syariah menyediakan 2 tipe yakni Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) dan Tabungan Rencana Hai iB. 

Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH)

Memberikan kemudahan bagi Nasabah melakukan pendaftaran ibadah Haji melalui pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Rp25 Juta yang terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline