Lihat ke Halaman Asli

Novan Akbar Andriansyah

Universitas Negeri Jakarta

Stop Food Waste: Bijak Mengelola Makanan Demi Masa Depan Berkelanjutan

Diperbarui: 19 Desember 2024   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masalah food waste di Indonesia menjadi isu yang semakin penting seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap dampak lingkungan dan sosial akibat limbah makanan. Indonesia mencatat angka pemborosan makanan yang cukup tinggi, dengan perkiraan sekitar 13 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya, atau setara dengan 23 kilogram per orang setiap tahun. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat pemborosan makanan, terutama di kawasan perkotaan. Meskipun kesadaran lingkungan masyarakat urban di Indonesia sudah tergolong baik, masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara kesadaran tersebut dan tindakan nyata dalam upaya mengurangi limbah makanan.

Limbah makanan memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan di Indonesia, mencakup berbagai aspek ekologi yang merugikan. Pemborosan makanan tidak hanya menyia-nyiakan sumber daya, tetapi juga memicu emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Setiap tahunnya, sekitar 63 juta ton makanan terbuang di Indonesia, yang setara dengan emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh 12 juta mobil selama satu tahun. Proses produksi, transportasi, hingga pembuangan makanan yang terbuang ini menyebabkan pemborosan besar dalam penggunaan air, energi, dan lahan, sehingga memperburuk masalah lingkungan seperti deforestasi dan pencemaran air. Selain itu, limbah makanan yang menumpuk di tempat pembuangan akhir dapat mencemari tanah dan sumber air, serta menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat.

Penyebab food waste di Indonesia sangat beragam, mencakup berbagai aspek mulai dari perilaku konsumen hingga praktik manajemen dalam sektor makanan. Salah satu faktor utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan makanan yang baik. Banyak rumah tangga cenderung membeli makanan dalam jumlah berlebih tanpa mempertimbangkan kebutuhan aktual, sehingga makanan sering kali terbuang sia-sia. Selain itu, kebiasaan belanja yang tidak terencana, seperti pembelian berlebihan dan kurangnya perencanaan menu, turut menyumbang tingginya tingkat pemborosan makanan. Di sektor industri, khususnya perhotelan, limbah makanan sering kali dihasilkan dari proses persiapan yang kurang efisien, di mana sejumlah besar makanan dianggap sebagai limbah yang "tidak dapat dihindari" atau "sebagian dapat dihindari."

Mengurangi food waste di Indonesia memerlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari individu hingga pemerintah. Salah satu langkah strategis adalah meningkatkan kesadaran lingkungan dan perilaku konsumen melalui program edukasi. Meskipun kesadaran masyarakat urban terhadap pentingnya pengurangan limbah makanan cukup tinggi, upaya untuk mendorong perubahan kesadaran menjadi tindakan nyata masih perlu ditingkatkan. Program edukasi yang mencakup perencanaan makanan, pengelolaan penyimpanan yang tepat, serta teknik memasak yang efisien dapat membantu masyarakat memahami cara mengurangi limbah makanan di tingkat rumah tangga.

Selain itu, kebijakan yang mendukung pengurangan food waste, seperti memberikan insentif kepada restoran dan supermarket untuk mendonasikan makanan yang tidak terjual, menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah ini. Dengan mengintegrasikan edukasi, kebijakan yang efektif, serta partisipasi aktif masyarakat, Indonesia dapat mengurangi limbah makanan secara signifikan dan bergerak menuju keberlanjutan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline