Lihat ke Halaman Asli

Permasalahan Pendidikan di Indonesia Kaitannya dengan Perkembangan Peserta Didik Pada Tingkat Pendidikan Dasar

Diperbarui: 11 Desember 2023   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Nova Melijar | Pengabdian Kowandik 8 PPKn FIS UNJ 2023

Maju dan berkembangnya sebuah negara ditentukan dari kualitas para generasi mudanya. Untuk membentuk generasi muda yang unggul diperlukannya pendidikan yang mumpuni, guna menunjang kemajuan masing-masing individu. Dalam Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Suryana & Muhtar, 2022). Sistem pendidikan di Indonesia sendiri, menerapkan sistem pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, dengan semboyannya yang terkenal yaitu:

"Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani."

Sistem pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara ini dikenal dengan, Sistem Among. Pelaksanakan sistem among ini harus mempunyai jiwa kekeluargaan serta bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Sistem among mencakup 3 aspek yaitu asah, asih dan asuh (Nuri, n.d.). Dimana dalam melayani siswa, guru memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa supaya tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Siswa sebagai subjek utama dalam pengimplementasian sistem pendidikan tersebut perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah, apakah sistem pendidikan yang diterapkan sudah berjalan dengan baik atau malah berjalan sebaliknya dari apa yang diharapkan.

Dewasa ini melalui pengalaman dan pengamatan langsung pada 2 objek sekolah dasar yang saya singgahi untuk melalukan pengabdian dan observasi, dirasa mampu menghasilkan suatu sudut pandang kesimpulan terkait permasalahan pendidikan terkhususnya pada apa yang dirasakan oleh para peserta didik. Dimana hasil yang didapatkan ini justru bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa." Dari hasil pengamatan yang ada, beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia kaitannya dengan Perkembangan Peserta Didik (PPD) pada tingkat Pendidikan Dasar, diantaranya adalah :

  • Banyak guru (tenaga pendidik) terkhususnya mereka yang mengajar di daerah-daerah pelosok dirasa kurangnya perhatian khusus dari pihak pemerintah

Kurangnya perhatian pemerintah pada tenaga pendidik yang berada di daerah-daerah pelosok ini tidak hanya dalam segi materiil (gaji yang mereka terima). Namun, dalam segi pelatihan untuk meningkatkan kredibilitas para guru pun dirasa kurang adanya pelatihan yang semacam ini. Sehingga ketika guru berangkat mengajar ke sekolah, mereka akan mengajar para peserta didik dengan "ala kadarnya" dan menghasilkan para peserta didik yang seperti itu pula.

  • Para peserta didik pada tingkat ini masih ada yang belum mahir dalam CALISTUNG (Baca Tulis Hitung)

Hal ini dapat terjadi karena masih berkaitan dengan poin permasalahan nomor 1. Dimana ketika guru hanya sekedar "mengajar" saja, tanpa adanya perhatian khusus kepada peserta didik yang memiliki keterlambatan dalam merespon informasi, maka tidak heran masih banyak ditemukannya para peserta didik yang belum mahir dalam calistung.

  • Sarana Prasarana sekolah yang kurang memadai

Sarana prasarana di sekolah menjadi salah satu aspek penting dalam peningkatan perkembangan peserta didik, dikarenakan untuk mereka yang memiliki kelebihan diluar kegiatan akademik dapat menghasilkan prestasi di bidang lainnya. Namun sayangnya, pada kenyataannya banyak sarana prasana di sekolah-sekolah yang kurang memadai bahkan hingga tidak layak pakai.

Ketiga permasalahan ini cukup untuk mewakili permasalahan yang ada pada pendidikan di Indonesia. Karena ketika guru yang mengajar para peserta didik tidak bisa menerapkan pengajaran yang maksimal, maka hasil yang didapat para peserta didik dari mereka belajar di sekolah akan kurang maksimal pula. Ditambah lagi bagi mereka yang berada pada daerah-daerah pelosok untuk mengikuti les tambahan cukup mengeluarkan biaya yang besar dan akses perjalanan yang susah, sehingga dari apa yang mereka dapatkan tersebut menimbulkan perbedaan tingkat perkembangan masing-masing peserta didiknya. Bagi peserta didik yang memiliki respon lebih lambat dibanding teman-teman nya yang lain, memungkinkan bahwa dia akan tertinggal dalam aspek perkembangan mendasar yang seharusnya ada pada tingkatan pendidikan ini, yaitu calistung.

Selain itu, bagi peserta didika yang mungkin kurang memiliki keahlian di bidang akademik, namun dia memiliki keahlian di bidang non-akademik, dirasa sekolah tidak akan mampu untuk mendukung mereka dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Hal ini disebabkan karena sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai. Maka demikian, hal ini juga menjadi salah satu permasalahan yang dapat menghambat perkembangan para peserta didik yang ada pada tingkat pendidikan dasar.

Dapat disimpulkan, bahwasannya permasalahan yang disebutkan ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah pelosok saja, namun sekolah yang terdapat di daerah perkotaan juga turut merasakannya. Namun, apa yang dirasakan mereka yang bersekolah di kota tidak separah dengan apa yang dirasakan oleh mereka yang bersekolah di daerah-daerah pelosok. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah, tidak hanya pemerintah pusat tetapi bagi pemerintah daerah terkait permasalahan ini. Karena ketika permasalahan ini terus menjalar dan tidak segera ditangani, maka negara Indonesia ini akan selalu menjadi negara yang berkembang, dan sulit untuk berubah menjadi negara yang maju. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pada hakikatnya kemajuan sebuah negara ditentukan oleh para generasi penerus bangsanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline