Lihat ke Halaman Asli

Novaly Rushans

TERVERIFIKASI

Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

16 Tahun Kompasiana yang Tak Pupus

Diperbarui: 10 Oktober 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar via  Kompasiana.com

Menulis merupakan cinta pertama saya yang tak pernah pupus. Bagi saya menulis telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, Apapun kondisi hati , apapun kondisi tubuh, menulis telah merasuk begitu dalam sehingga tak mungkin saya lewatkan.

Maka menulis adalah cara saya untuk survive, cara saya melawan, cara saya bahagia. Dan pelarian yang paling pas adalah menulis di  kompasiana. Platform blog keroyokan ini seperti taman bermain yang tak pernah membuat jemu, Kangen membaca tulisan tulisan seperti tak pernah habis.

Bagi orang yang lebih banyak bekerja di lapangan dengan waktu kerja yang tak terbatas. Saya membutuhkan sebuah tempat melampiaskan semua perasaan. Kompasiana merupakan sasaran yang pas.

Bepergian dari ratusan hingga ribuan kilometer banyak kisah dan cerita yang saya dapat. Menempelkannya di bilah bilah laptop lalu merangkaikan kata kata demi kalimat hingga jadilah satu artikel.

Artikel itu telah berubah, bermetamorfosis menjadi digital legacy, Mengeram di dalam akun pribadi yang berbaris rapi bersama 6 juta penulis kompasiana lainnya. Artikel artikel ini memiliki nasibnya sendiri.

Ada yang dilabeli Pilihan, Artikel Utama atau malah tak pernah mendapat label sama sekali. Nasib artikel ini terus hidup. Ada yang dibaca hingga ribuan kali , ada juga yang dibaca tak lebih dari sepuluh  pembaca. Namun apalah arti jumlah statistik, bagai saya sama saja. 

Artikel itu seperti anak kandung yang lahir dengan membawa kisahnya sendiri. Ia akan tetap menjadi karya. Saya menghormatinya karena setiap tulisan memiliki latar belakang yang menjadi sejarah,

Artikel Juara Lahir dari Kegelisahan

Setiap kegelisahan dan kegundahan selalu mencari muara untuk dilepaskan. Ia membutuhkan penyaluran, saya mengantarkan kegelisahan melalui tulisan. Kegelisahan itu berkohesi dalam senyawa yang meletup menjadi kata kata. 

Kegelisahan saya atas isu kemanusian, saya buatkan banyak artikel; ia menjadi patron kemanusian yang tak boleh kalah oleh kezaliman. Melawan dengan tulisan sudah dilakukan para pendiri bangsa ini.

Kegelisahan tentang masalah sosial juga saya tuangkan dalam bentuk tulisan, kisah saya berada di pedalaman dan perbatasan melihat langsung anak bangsa dalam berbagai keadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline