Lihat ke Halaman Asli

Novaly Rushans

Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Ketika Karir Terus Menurun, Apa yang Harus Dilakukan?

Diperbarui: 26 Oktober 2023   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi  sumber gambar: Unplash/Joe Szczepanska

Dalam hidup kita berharap yang terbaik, hidup sehat, kekayaan meningkat, karir melesat, status sosial naik pesat, hubungan keluarga semakin kuat. Semuanya ingin yang serba baik baik saja dengan prestasi glowing.

Tapi, kenyataan kadang tidak seperti apa yang kita impikan. Semua bahkan bisa 180 derajat terbalik. Tak baik baik saja. Semua problem hidup seakan berkerumun , berbaris antri tak menemui solusi.

Bila sudah begini, ada orang yang terjerembab depresi  yang menggangu hidupnya, namun ada orang yang bisa bangkit dengan segera, jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, jatuh kembali, bangkit kembali.

Jaruh bangun , perih, luka, ditinggalkan, dicemooh , terhina. Teman menjauh, kolega melupakan, keluarga tak percaya lagi. Hingga tiba di titik nadir.

Pahit dan manis hidup sejatinya dipergilirkan, tiap manusia di muka bumi ini akan menjalani skenario hidup. Sebagian besar ditulis diri sendiri di setujui Tuhan. Jerih payah manusia akan membuahkan hasil. Ada yang bilang hasil tak berkhianat dengan proses.

Seperti karir, yang setelah lebih 25 tahun terus melalui grafik yang menurun , decline. Tak seperti rencana yang diharapkan, pekerjaan strategis, pekerjaan leadership yang harusnya dilakukan setelah 25 tahun berkarir.

Kini, pekerjaan layaknya seorang baru lulus kuliah, pekerjaan kebayakan , pekerjaan kasar, pekerjaan subordinat, pekerjaan yang tak memerlukan ketrampilan. Apa yang diharapkan dari pekerjaan yang  secara bayaran nyungsep jauh.

Dulu, pekerjaan ini dilakukan oleh anak buah. Sekarang, pekerjaan ini menjadi keseharian. Begitulah roda yang berputar. Kadang diatas sekarang dibawah. Tak ada yang bisa menduga. Semua bisa terjadi tanpa bisa diprediksi.

Ada yang dulu memiliki perusahaan, asset dimana mana. Tabungan di banyak bank nasional dan internasional. Saham, obligasi, sertifikat tanah, asuransi hingga emas batangan hampir lupa menyimpan. Laci laci penuh hingga sulit ditutup.

Tapi sekarang, hutang menumpuk tak lagi bisa dicicil. Tabungan habis dengan angka saldo ketitik akhir. Kalau dulu karirnya mantab sekarang hidupnya mantab (makan tabungan). Jangankan beli tiket wisata ke luar negeri, sekedar jalan ke mall lebih banyak windows shopping .

3 Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Karir Tak Berkembang dan Menurun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline