Ini Kontribusi Saya Untuk Polusi Udara di Jabodetabek
"Bu, jangan bakar sampah , nanti bikin polusi udara " Seru saya kepada seorang wanita setengah baya yang sedang menyalakan api digundukan sampah didepan rumahnya.
"Ah bapak, inikan di kampung, emang di Jakarta " Kilah Wanita itu tak mau kalah. Sambil terus menyalakan korek api lalu dilemparkan ke tengah sampah kertas.
Saya pun berupaya mendekati Wanita ini sambil menerangkan secara sederhana dan mudah dimengerti. "Nanti kalau ibu bakar sampah kan ada asapnya, asapnya itu bisa bikin tetangga ibu batuk batuk, kasian atuh ."
"Te bodo teing ah, ei sampah loba jasa " ( Bodo amat lah, ini sampah sudah banyak banget) Wanita itu tak bergemin dan tetap membakar sampah.
Saya pun tak kalah akal. " Ibu, nanti dipanggil pak RW lho. Kemarin pak RW bikin aturan tidak boleh membakar sampah karena bahaya kebakaran dan bikin polusi "
Mendengar nama pak RW disebutkan Wanita setengan baya itu segera mematikan api yang terlanjur membakar Sebagian sampahnya.
"Ya sudah saya te jadi bakar sampah, tapi saya mau ngadu ke pak RW, sampah harus diangkat tiap minggu biar ga numpuk kayak gini" Selesai berbicara Wanita setemgah baya itu langsung masuk kedalam rumah meninggalkan saya yang bengong karena tingkahnya.
Kejadian warga membakar sampah adalah hal yang biasa terjadi di lingkungan saya di kabupaten Tangerang. Padahal membakar sampah ikut andil membuat polusi udara.
Perlu edukasi bahaya membakar sampah ke warga, selain itu solusi paling efektif adalah menyiapkan truk pengangkut sampah sesuai jadwal. Imbas tidak terangkutnya sampah dari rumah warga akan membuat warga kembali ke kebiasaan lamanya : membakar sampah.