Setiap hari saya melewati jalan Kapten Muslihat di kota Bogor. Jalan yang tergolong ramai dan seringkali macet. Dijalan ini angkot berebut penumpang, biasanya menunggu didepan Alun alun Kota Bogor dan disekitaran stasiun Bogor.
Dijalan Kapten Muslihat terdapat kantor pemerintah , Gedung Bapeda Kota Bogor, Perpustakaan Kota Bogor, Kantor Polresta , Sekolah Katolik , Bank Mandiri, Bank BJB , Stasiun Bogor, Pusat perbelanjaan. Jalan Kapten Muslihat juga dilewati rel kereta dari stasiun bogor ke stasiun Paledang.
Saat ini sedang dalam proses pembangunan sky bridge yang menghubungkan stasiun Bogor dan stasiun Paledang. Bila telah selesai akan semakin memudahkan penumpang yang akan berpindah stasiun dan melanjutkan ke arah Sukabumi.
Pembagunan sky bridge salah satu Upaya untuk mengurangi kemacetan saat kereta dari stasiun bogor melintas menuju stasiun Paledang. Keberadaan dua stasiun ini unik karena hanya berjarak kurang 200 meter.
Bila terus mengarah ke gunung batu tepat di pertigaan antara jalan Kapten Muslihat, Jalan Veteran dan Jalan Merdeka setelah jembatan merah bila dari arah Taman topi akan dijumpai patung Kapten Muslihat sedang menunjuk mengobarkan semangat.
Patung ini berbahan dasar tembaga. Awalnya patung Kapten Muslihat berada di area taman topi, namun sejak Taman Topi dialih fungsikan menjadi alun alun kota bogor dan kondisi patung sebelumnya yang berbahan dasar semen yang termakan usia. Karena alasan rapuh dan akan dipindahkan. Patung Kapten Muslihat dibuat baru dengan bahan yang jauh lebih kuat.
Digambarkan di patung itu Kapten Muslihat mengenakan seragam TKR lengkap. Sebilah pedang samurai tergantung dengan sepucuk pistol dalam sarungnya.
Di jalan Kapten Muslihat inilah pertempuran heroik terjadi di akhir Desember 1945, Pertempuran antara pasukan sekutu melawan pejuang Indonesia. Dan dijalan ini pula Kapten Muslihat tertembak dan akhirnya gugur.
Nama lengkap Kapten Muslihat adalah Tubagus Muslihat anak dari seorang kepala sekolah rakyat asal Pandeglang Banten bernama Tubagus Djahanuddin.