Stasiun Rangkasbitung salah satu stasiun heritage yang dibangun pada tahun 1899. Adalah Staatsporwegen (SS) perusahaan jawatan kerata api zaman Belanda yang membangun stasiun yang diresmikan pada 1 oktober 1899.
Stasiun ini dibangun untuk kebutuhan jaringan kereta api dari Jakarta menuju sisi barat. Jaringan dari stasiun Duri hingga ke Stasiun Anyer Kidul. Jalur jalan pos yang pernah dibangun zaman Daendels dengan jalur Anyer-Panarukan.
Sejatinya pembangunan jalur barat ini menghubungkan Pelabuhan penyebarangan pulau Jawa dan pulau Sumatera. Mobilitas zaman itu sangat memerlukan transportasi yang bisa membawa orang dan barang.
Sepanjang jalur kereta banyak terdapat perkebunan yang dimiliki pengusaha Belanda. Kebun karet, tebu, dan kopi banyak terdapat di jalur ini. Pemerintahan Belanda memiliki kepentingan ekonomi pada jalur ini.
Jalur Jakarta -- Rangkasbitung dilayani oleh 8 perjalanan kereta, 3 perjalanan menuju Jakarta dan 3 Melayani Rangkas bitung. dan 1 PP jakur Maja-Rangkasbitung.
Kota Rangkasbitung saat itu menjadi pusat pemerintahan daerah dan ekonomi. Selain perkebunan, beberapa penambangan emas dan penambangan batubara juga terdapat disekitar Rangkasbitung yang saat ini menjadi ibukota kabupaten Lebak. Kabupaten terluas di Provinsi banten.
Kabupaten Lebak hingga saat ini masih menjadi lokasi pertanian dan perkebunan. Bila kita datang ke kota Rangkasbitung kita akan menemui beberapa bangunan lama buatan Belanda. Ini menandakan Kota Rangkasbitung sudah menjadi lokasi ekonomi yang penting.
Waktu tempuh Stasiun Duri ke Stasiun Rangkasbitung sekitar 4 jam. Saat ini untuk menempuh jalur Tanah Abang-Rangkasbitung cukup memakan waktu 1 jam 45 menit menggunakan KRL.
Bangunan lama stasiun Rangkasbitung masih dipergunakan, memang ada penambahan bangunan dan faslititas baru untuk menunjang kebutuhan dan kemajuan zaman. Bangunan lama yang masih ada seperti area stasiun, emplasemen, Menara air, kantor administasi teknis kereta api dan dipo.
Untuk tiket kerata api zaman Belanda dibagi dalam empat kelas yang menandakan status sosial. Kelas 2 untuk orang Belanda, Cina dan Arab dengan tarif 3,25 gulden. Kelas 1 hanya digunakan oleh pejabat pemerintahan dan tokoh penting Belanda, untuk kelas 1 tidak didapatkan data berapa harga tiket, kemungkinan besar kelas 1 diberikan sebagai penghormatan dan kelas khusus.