Hidup memang seperti roda. Pernah di sisi atas lalu turun ke sisi bawah. Seperti itu yang saya rasakan. Pernah memiliki pekerjaan mapan dengan penghasilan cukup sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan menabung. Lalu karena sesuatu hal, lembaga tempat saya bekerja berhenti operasi karena sesuatu hal yang belum pernah terbayangkan.
Kaget karena tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Jangankan uang pesangon barang pribadi di kantor raib entah siapa yang mengambil. Masa masa itu pernah saya rasakan.
Dua kali saya merasakan jadi pengangguran, menjadi beban negara. Menambah angka pengangguran nasional. Beruntung masa sulit itu cepat berlalu. Roda itu pelan pelan terungkit kembali ke atas.
Kejadian masa sulit itulah yang membuat saya menyiapkan diri untuk keadaan darurat. Dengan beban keuangan yang tinggi, karena empat anak masih membutuhkan biaya besar.
Mengenal frugal living
Gaya hidup ini semakin dikenal orang dan viral di sosial media. Frugal living adalah gerakan yang berkembang sejak 1992, dikenalkan pertama kali oleh ahli finansial bernama Vicki Robin dan Joe Domingues.
Dari sisi Bahasa, frugal memiliki arti hemat, sedang living sendiri memiliki arti gaya hidup. Jadi frugal living adalah gaya hidup hemat.
Frugal living sebuah gaya hidup yang cocok diterapkan saat terjadi krisis ekonomi atau resesi. Dimana stabilitas keuangan terganggu, sulitnya pendapatan, harga barang yang naik, tingkat inflasi yang meroket.
Orang orang yang menerapkan frugal living akan menghitung setiap pengeluaran, tidak terpancing oleh trend atau barang konsumsi yang menggoda. Fokus untuk mengurangi pengeluaran dan menaikan jumlah tabungan.