Kisah sebelumnya
Ayahku membangun rumah yang santer diisukan banyak hantu karena bekas sumur tua dan ada pohon beringin besar yang ada penunggunya, sukaduka ayah dan ibu membangun rumah tempat aku tumbuh.
Kisah Selanjutnya
Masa kanak kanakku di gang senggol dilalui dengan bahagia. Kenakalan anak kecil beberapa kali aku lakukan yang membuat ayah dan ibuku marah besar. Keisengan yang membuat anak lain hampir celaka. Entah apa yang aku pikirkan ketika itu. Ada saja kenakalan yang membuat anak lainnya menagis dan mengadu ke orangtuanya. Lalu karena merasa anaknya diisengi kelewat batas beberapa orangtua mengadu kepada ayah dan ibuku.
Jadilah aku kena hukuman karena membuat anak tetangga menangis. Kenakalan yang paling membekas adalah ketika aku memaku salah satu kaki anak tetangga menggunakan paku hingga kakinya berdarah. Kejadian ini membuat geger, karena kedua orangtuanya tak terima. Aku ingat , anak itu harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Keiisenganku sebenarnya dilakukan secara spontan, tak paham bahaya yang akan terjadi pada anak lainnya. Mulai dari luka atau mungkin hal serius lainnya. Yang aku tahu ayaku akan marah besar. Sambil memukul pantatku dengan handuk.
Sebuah hukuman yang mungkin menurut ayahku tak memiliki efek berbahaya. Namun tetap saja aku takut bukan main. Pernah karena saking kesalnya ayahku memukul hingga mengenai kepala dan membuat luka dikepalaku.
Aku melihat ayahku ketakutan karena kepalaku bocor. Segera dibawanya aku ke seorang mantri kesehatan untuk dilakukan pengobatan. Aku saat itu baru sadar bila aku harus menjalani pengobatan luka dikepala. Ayahku menyesal karena tindakannya terlalu berlebihan. Sejak itu ayahku tak lagi memukul bila aku nakal.
Beda dengan ayahku, bila ibuku marah ia akan mencubit dengan cukup keras hingga aku kesakitan dan menagis. Kalau sedang memarahi Ibuku jauh lebih menyeramkan ketimbang ayahku. Kenakalan yang sering terjadi adalah aku berkelahi dengan anak lainnya. Baik anak tetangga atau anak dari gang lain.
Sebenarnya perkelahian diawali dari saling ejek. Perkalihan bisa terjadi berkelanjutan dan berserie karena dianggap belum ada yang menang. Bahkan dalam sebuah perkelahian saking serunya hingga aku dan lawanku masuk ke dalam got yang airnya hitam dan bau.