KRI Nanggala -- 402 dengan perspektif ISO 31000
Apabila kita bicara mengenai tenggelamnya KRI Nanggala 402 ini akan berkesinambungan dengan bencana alam yang dimana hal ini berarti kejadian yang tidak dapat kita duga, akan tetapi kita dapat mempersiapkan segala hal yang akan terjadi. Apabila kita menganalisis dengan pandangan ISO 31000 maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, komitmen dalam menerapkan manajemen atas segala risiko yang akan terjadi. Kedua, manajemen risiko harus diintegrasikan kedalam seluruh proses dalam organisasi dan menjadi bagian yand tidak dapat terpisahkan dari tanggungjawan pemilik risiko dan juga manajemen risiko harus merupakan bagian dari sebuah proses dalam pengabilan keputusan manajemen. Ketiga, perencanaan manajemen risiko harus dimonitoring dan dikendalikan agar penerapan manajemen risiko dapat terllaksana secara efektif.
Refrensi : Jpnn
Berdasarkan analisis risiko dari manajemen risiko ISO 31000 : 2009 pada tenggelamnya KRI Nanggala -- 402 ada beberapa hal harus di improve untuk kedepannya. Pertama, Plan. KRI -- Nanggala harus memperhatikan perencanaan yang lebih baik untuk kedepannya, hal yang harus diperhatikan atas tenggelamnya KRI Nanggala -- 402 ini yaitu minimnya jarinan manajemen atas risiko terjadinya bencana alam yaitu risiko tenggelamnya KRI Nanggala -- 402.
Kedua, Do. yang dimana atas kejadian ini untuk kedepannya harus membuat sebuah rencana kerja yang terperinci dan harus diterapkan secara sistematis. Karena atas kejadi ini menrut pandangan saya KRI Nanggala -- 402 memiliki pengenndallian yang lemah terutama dalam persediaan oksigen, karena oksigen merupakan aspek penting dalam kinerja kapalselam yang berhubungan dengan keselamatan Awak Buah Kapal (ABK). Ketiga, Check.
Untuk kedepannya harus melakukan pemeriksaan hasil kerja yang harus dibandingkan dengan rencananya dan juga mengidentifikasi atas penyimpangan. Keempat, Act. Action ini akan menstandarisasi atas solusi dengan mengkaji ulan dan juga mendefinisikan segala masalah yang akan dating seperti halnya pada tenggelamnya KRI Nanggala -- 402. Ada beberapa elemen yang harus kita perhatikan.
Seperti, akuntabilitas yang harus memastikan bahwasanya kewenanan dan kompetensi harus sesuai dengan mengelola rsiko, hal ini meliputi juga peerapan dan pemeiharaan prosedur manajemen risiko dan juga harus memastikan kecukupan, efektivitas dan juga efisiensi atas setiap prosedur pengendalian. Integrasi dalam prosedur perusahaan, yang dimana manajemeen risiko harus diterapkan pada seua egiatan dengan prosedur yang relevan, efektif dan juga efisien.
Sumberdaya, hal ini akan berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya yang tepat dalam penerapan manajemen risiko, yang dimana hal ini berkaitan dengan keterampilan, pengalaman serta kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya, dan juga memaksimalkan program pelatihan untuk membangun sumberdaya yang lebih siap untuk kedepannya. Membangun komunikasi baik eksternal maupun interna karena komunikasi merupakan elemen yang paling penting, mekanisme ini harus mencakup mengenai prosedur dan mengkonsolidasi risiko yang sesuai dari berbagai sumber dan mempertimbangkan dapaknya.
Sumber :ivanlanin wordpress
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H