Lihat ke Halaman Asli

NOVALIA YUDHA A.P

Sedang Menempuh Pendidikan S1 di Universitas Slamet Riyadi

Sosialisasi Berhitung Menggunakan Media Sedotan dan Kerajinan Tangan dari Sedotan

Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Noval Sedang Menjelaskan Kegunaan Media Sedotan Kepada Peserta Didik. dokpri

Karanganyar - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta Kelompok 21 memberikan sosialisasi Berhitung Menggunakan Media Sedotan dan Kerajinan Tangan Dari Sedotan kepada peserta didik di SDN 1 Pereng, Jambangan, Mojogedang Karanganyar (03 Agustus 2022).

Kegiatan ini merupakan program kerja dari salah satu mahasiswa KKN UNISRI Kelompok 21 yaitu Novalia Yudha Aji Pamungkas prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNISRI untuk mengenalkan sebuah media pembelajaran sedotan dan kerajinan tangan dari sedotan kepada peserta didik di SDN 1 Pereng.

Dalam Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini KKN UNISRI Kelompok 21 melaksanakan Sosialisasi Berhitung Menggunakan Media Sedotan dan Kerajinan Tangan Dari Sedotan, merupakan implementasi salah satu poin dari Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat, dari bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat.

Kegiatan tersebut merupakan sebuah bentuk dari pengajaran kepada peserta didik dalam memperkenalkan secara nyata dengan melihat, merasakan, dan melakukan melalui tangan siswa dengan menggunakan media sedotan agar dapat membantu dalam hitung - berhitung.

Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung matematika sehingga anak-anak membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan mereka. Untuk menarik minat peserta didik SDN 1 Pereng, Jambangan, Mojogedang Karanganyar, Peneliti menggunakan media sedotan yang disasarkan kepada kelas 2, hal ini dilakukan agar peserta didik dapat mudah dalam melakukan operasi berhitung.

Media pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad 2002:4) adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dan tentunya akan lebih menarik perhatian peserta didik. Media sedotan terdiri dari satuan dan gabungan, satuan sendiri berisikan 1 (satu) sedotan yang jumlahnya menyesuikan yang dihitung, Sedangkan gabungan berisikan satu ikatan berjumlah 10 (sepuluh) Sedotan. Dengan adanya pengelompokan nilai suatu bilangan, maka akan mempermudah peserta didik untuk melakukan operasi hitung baik penjumlahan maupun pengurangan. Sedotan pada media ini digunakan sebagai penentu jumlah suatu bilangan.

Apabila ada soal (30 + 12 =... ) maka bisa diambil sedotan gabungannya 4 (empat) dan sedotan satuannya 2 (dua), lalu bisa dihitung mulai dari sedotan gabungan yang setiap ikatannya berisikan 10 ( sepuluh). jadi 10 + 10 + 10 + 10 = 40, lalu 40 + 2 satuan, jadi hasil dari soal (30 + 12 = 42).

Agara peserta didik tidak jenuh maka peneliti mengajak peserta didik membuat kerajinan tangan dari sedotan yang telah digunakan untuk berhitung tadi dengan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu dengan ukuran 3cm+ menggunakan gunting. Setelah selesai dipotong, peserta didik diajarkan cara membuat kalung dari sedotan. Dengan cara sedotan yang sudah dipotong di masukkan ke dalam benang sesuai keinginan, lalu setelah cukup bisa ditali agar tidak lepas. Bahan dan alat yang digunakan dalam media sedotan dan kerajinan adalah benda-benda yang ada di sekitar kita, misalnya sedotan bekas warna-warni, karet gelang, gunting dan benang.

Mas Noval Mengajak Peserta Didik Untuk Mempraktekkan Media Sedotan. dokpri

Kemudian sebagai implementasi penerapan berhitung menggunakan media sedotan dan kerajinan dari sedotan kepada peserta didik merupakan hal yang perlu di era sekarang ini, Dengan adanya Kerjasama antara guru dan wali murid, maka tentunya para orang tua dapat membuat media yang sederhana ini di rumah agar tidak terpaku pada media IT untuk menanamkan konsep pembelajaran yang abstrak menjadi sebuah situasi yang nyata. Sehingga peserta didik dapat memahami nilai tampat suatu bilangan dan dapat menyelesaikan operasi hitung (penjumlahan mapun pengurangan) dengan mudah. Dan tidak lupa untuk menyisipkan sebuah inovasi baru seperti seni, agar setiap peserta didik memiliki kreatifitas dan imajinasinya masing-masing. Dukungan orang tua atau wali murid sangat penting bagi keberlanjutan pendidikan peserta didik. Guru tentunya memberikan model strategi pembelajaran yang kreatif serta inovatif agar kegiatan pembelajaran dapat menyenangkan membuat semangat belajar bagi peserta didik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline