Aku isi cangkir kecil dengan rona senyum tersusun indah, tanya-tanya merayap menjalar dan berubah. Di setiap lengkungnya aku bertanya, mengapa kegembiraan merayap di setiap racikan hati?
Kecup angin membelai kaca alun merayap, seperti puisi kehidupan yang tercipta dari tetesan rasa. Perlahan lorong waktu mengeriput. Aku bertanya, mengapa kegembiraan tumbuh, seperti ego yang menari di tiap tangga waktu?
Gelap mengundang, tapi dalam setiap tetesan ranum, kegembiraan menari, seperti bisikan melodi dalam kisah hidup. Setiap ciuman angin angan yang melayang, jawaban tersirat dalam realitas dramatis dan menancap.
Kegembiraan menjadi teman dalam dramatisasi kehidupan yang berkelana. Lantas mengapa aku bergembira?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H