Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Pengalaman Sastra pada Guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Diperbarui: 13 Juli 2024   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya Pengalaman Sastra Guru Bahasa Indonesia 

Essay Sastra 

oleh: Noval Muslim Darazat

     Guru merupakan seorang pendidik yang mempunyai kewajiban mendidik peserta didiknya sesuai dengan bidang keilmuan yang diampunya tetapi setiap guru mata pelajaran memiliki keunikan tersendiri dimana ada guru yang mempunyai kefokusan dalam beberapa disiplin ilmu seperti guru ipa memiliki tiga jenis yakni guru dalam bidang fisikanya saja, guru biologi dan guru kimia namun masih adakah beberapa guru yang harus mencapkup dua disiplin ilmu sekaligus yakni guru bahasa dan sastra indonesia dimana guru ini harus mempunyai dan menguasai dua ranah sekaligus yakni dalam bidang bahasanya meliputi linguistik dan ranah sastranya hal ini yang menjadi timbulnya problematika dalam pembelajaran sastra dimana dalam beberapa guru bahasa dan sastra di Indonesia mengalami kendala dalam proses pembelajaran sastra dimana salah satu masalahnya guru memiliki kekurangan dari segi pengalaman dan pemahaman dalam ranah sastranya daripada ranah bahasa hal ini di buktikan dalam beberapa jurnal pembelajaran sastra yakni jurnal " Kompetensi Kesusastraan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Wilayah Tanggerang Selatan" kemudian ada pula dalam artikel ilmiah yang berjudul "Sejumlah Masalah Pengajaran Sastra" dimana disebutkan kesediaan guru sastra hanya 18,4% sedangkan guru bahasa ialah 55,6% dan guru yang minat keduanya ialah 26.0% hal ini disebabkan karena sebagian guru hanya tertarik dalam ranah bahasa, mengajarkan sastra lebih menyita perhatian ekstra dan kurang mampu dalam mengajarkan sastra. 

Dari riset tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru sastra memang kurang tentu perlu kita sadari darimana problematika ini bisa terjadi berdasarkan pengalaman yang saya alami sebagai mahasiswa jurusan bahasa dan sastra indonesia saya merasa pembelajaran dalam kuliah pun lebih menekankan pada aspek pendidikan dan bahasa sedangkan sastra kurang diperhatikan karena mata kuliah sastra cenderung sedikit dibandingkan mata kuliah yang berkaitan dengan ranah pendidikan dan bahasa hal ini bisa menjadi faktor ketidakseimbangan seorang calon pendidik. 

     Ketidakseimbangan calon pendidik dapat diamati dalam proses pembelajaran di lapangan dimana guru harus mampu mengkaji dan mengapresiasi karya sastra tetapi realitanya sebagian guru hanya mampu mengkaji karya sastra dari segi materi saja meskipun ada beberapa guru yang mengapresiasi sebatas mengkritik dan menilai suatu karya sastra tanpa adanya kemampuan membuat karya sastra itu sendiri hal ini dibuktikan dari artikel yang berjudul "Sejumlah Masalah Pengajaran Sastra" bahwasanya dalam metode pengajaran sastra hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan sederhana dan elekrik dengan mekanisme menjelaskan-membaca-diskusi dan evaluasi. 

Kemudian dalam artikel tersebut dijelaskan faktor pembelajaran sastra kurang selain dari SDM pendidik adapula dari fasilitas penyediaan buku-buku sastra yang kurang 50% dari pemerintah kemudian faktor lainya ialah dari segi kurikulum dimana guru sastra dan guru bahasa masih saja disatukan dan soal-soal masih dalam cakupan teoritis adapula saran para guru yakni mendatangkan para sastrawan ke sekolah tentu ini merupakan sebuah kemunduran kualitas guru bahasa dan sastra indonesia karena tidak mampu menjadi sosok sastrawan di sekolah nya. Karena sejatinya guru bahasa dan sastra indonesia harus mampu menjadi ahli bahasa dan sastrawan di sekolahnya karena dengan begitu maka kualitas guru bahasa dan sastra akan lebih baik serta minat peserta didik akan meningkat bisa terstimulus karena ada sosok yang bisa dijadikan suri tauladan dengan begitu maka sastra yang ada di Indonesia pun akan bisa berkembang. 

     Problematika dalam kompetensi pembelajaran sastra yang terjadi pada guru bahasa dan sastra indonesia perlu perbaiki namun bagaimana solusinya tentu solusi utamanya ialah dengan memperbaiki akarnya dulu seperti memperbaiki kurikulum dimana harus ada dua ranah yang dipisah dimana guru bisa memilih fokus pembelajaranya baik ranah sastra maupun ranah bahasa hal ini adanya persentase guru sebanyak 89,2% setuju untuk dipisah, kemudian pemerintah harus bisa membuat program pembelajaran pendidikan sastra yang inovatif serta menyediakan fasilitas sastra seperti menyediakan fasilitas buku-buku sastra atau fasilitas tempat seperti sanggar theater. 

Bilamana kedua hal itu tercapai maka langkah selanjutnya ialah pembelajaran disiplin ilmu sastra dalam ranah pendidikan pengguruan tinggi harus lebih di tingkatkan tidak hanya fokus dalam pendidikan dan bahasa karena di tahun pembelajaran/pelatihan ranah pendidikan sudah ada dalam program PPG jadi untuk apa masih ada penekanan dalam ranah pendidikan dan bahasa lebih baik fokuskan saja dalam ranah disiplin ilmu bahasa dan sastra saja. 

Kemudian solusi yang lainya ialah pemerintah harus membuat program pemberdayaan dalam melestarikan budaya sastra karena di era milenial ini sastra semakin surut hal ini dilihat dari minat peserta didik dalam sastra dimana dalam artikel disebutkan bahwa sastra kurang di pentingkan dan kurang mengembirakan. Bukti lapangan yang bisa diamati oleh semua orang ialah masyarakat terutama peserta didik lebih menyukai bioskop daripada pentas drama, lebih menyukai lagu daripada puisi dan lebih meminati nonton film yang diangkat dari novel daripada baca novel meskipun ada beberapa novel yang terkenal.

     Dari paparan diatas dapat disimpulkan problematikan kompetensi guru dalam pembelajaran sastra ialah disebabkan oleh kurangnya SDM, fasilitas, kurikulum dan minat sedangkan solusinya ialah dengan memperbaiki kurikulum, mengadakan program pemberdayan budaya sastra, menekankan pembelajaran disiplin ilmu sastra, dan penyediaan fasilitas sastra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline