Lihat ke Halaman Asli

Noval Permana

Saya merupakan mahasiswa aktif Sekolah Vokasi IPB Program Studi Akuntansi angkatan 58.

Pentingnya Disiplin Prokes dan Vaksinasi di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 30 Juli 2021   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti yang kita ketahui bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia semakin mengalami peningkatan, terbukti dengan adanya tambahan kasus yang lebih dari 40 ribu
per harinya. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (24/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, tambahan kasus positif harian tercatat 45.416 kasus. Melalui perolehan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 3.127.826 kasus. Angka kematian pun sampai dengan saat ini masih tinggi, tercatat dalam sehari tambahan kasus kematian mencapai 1.415 orang. Pemerintah sebenarnya sudah membuat berbagai macam skenario untuk menekan angka kasus positif Covid-19 di Indonesia, mulai dari larangan mudik, penyekatan, PPKM mikro, hingga yang sedang diterapkan saat ini yaitu PPKM darurat. 

Hanya saja implementasi di lapangan yang kurang optimal sehingga terjadi lonjakan setiap harinya. Adanya lonjakan kasus positif pun disebabkan oleh kurangnya tingkat kewaspadaan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap protokol kesehatan yang harus diterapkan pada masa pandemi seperti sekarang ini.

Edukasi mengenai pentingnya disiplin protokol kesehatan telah gencar dilakukan melalui media elektronik dan media cetak maupun oleh petugas kesehatan atau satgas Covid-19. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kedisiplinan guna mematuhi protokol kesehatan melalui 3M yaitu memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman ketika berada di tempat umum. 

Namun pada faktanya tingkat kesadaran masyarakat sekitar masih rendah, terlebih mengenai penerapan protokol kesehatan khususnya terkait menjaga jarak aman atau menghindari kerumunan. Selain itu, pergerakan masyarakat masih sangat sulit untuk dikendalikan seperti dalam kegiatan bekerja ataupun hanya sekedar pergi ke luar rumah.

Hal ini membuat PR bagi pemerintah untuk mengatasi bertambahnya kasus positif Covid-19 semakin sulit. Dengan demikian, melalui media elektronik pemerintah berharap bahwa masyarakat bisa lebih cepat mendapatkan informasi terkait sosialisasi pentingnya menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Untuk lebih menekan angka kasus positif Covid-19 pemerintah pun tengah melaksanakan program Vaksinasi Covid-19 secara gratis sejak bulan Januari 2021, hingga saat ini program vaksinasi masih terus berjalan. 

Dikutip dari laman resmi covid19.go.id, sasaran vaksinasi Covid-19 tahap pertama yaitu tenaga kesehatan, tahap kedua dengan sasaran vaksinasi kepada Petugas Pelayanan Publik termasuk pedagang pasar, guru, petugas transportasi publik dan lain-lain, serta juga kelompok masyarakat lanjut usia (60 tahun ke atas). 

Jika kelompok masyarakat prioritas ini bisa terlindungi lewat vaksinasi, maka laju penyebaran virus bisa ditekan untuk mengurangi beban rumah sakit dan meringankan tugas tenaga kesehatan. Vaksinasi juga bertujuan untuk menekan angka penularan Covid-19, mengurangi korban jiwa dan kesakitan akibat paparan Covid-19, serta mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity).

Langkah pemerintah sangat serius dalam menangani kasus pandemi Covid-19 yang melanda negara kita ini. Sampai saat ini vaksinasi telah sampai pada tahap keempat, masih di periode yang sama dengan tahap ketiga, yakni April-Maret 2021. Pada tahap ini pemberian vaksin ditujukan pada masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya melalui pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin. Di kelompok ini terdapat 77,2 juta jiwa.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kekebalan kelompok (herd immunity) baru dapat tercapai bilamana 70 persen populasi telah memiliki kekebalan dalam jangka waktu durasi imunitas. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D. seorang epidemiolog UGM yang berpendapat bahwa vaksin yang ada saat ini belum ada yang 100 persen memberikan kekebalan terhadap Covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline