" Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian?". Kalimat ini sangat populer dikalangan kristiani. Tetapi sebenarnya ajakan untuk berbahagia ini bukan hanya ditujukan pada kelompok tertentu saja. Kata-kata ini ditujukan universal, kepada siapa saja yang sedang tidak berbahagia dalam menjalani hidupnya. Urusan kehidupan sehari-hari memang berat kalau tidak mampu mengaturnya dengan baik. Meskipun segala sesuatu cukup tapi tanpa ada rasa syukur dan penyerahan hidup kepada yang Maha Kuasa rasanya memang selalu ada saja yang kurang. Akibatnya rasa bahagia itu sangat jauh dari hidup.
Orang-orang yang kuatir tentang hidup cenderung kurang berbahagia. Padahal kalau hanya urusan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal Si Pemilik Kehidupan ini sudah menjaminnya. Bisa jadi masalah ketidak bahagiaan ini karena kurang pintar mengatur bagaimana harus bahagia. Sehingga segala sesuatu dianggap kurang. Bisa saja orang terjebak pada pilihan yang semu. Misalnya sebenarnya sudah memiliki barang yang sama tetapi karena tergoda pada keinginan mata dan tekanan pergaulan akhirnya tidak bisa mengontrol keinginan yang jumlahnya memang unlimited. Sifat serakah bisa membuat godaan untuk memiliki semua isi dunia ini. Betul tidak saudara-saudari?
Mengatur rasa bahagia itu perlu. Rasa bahagia tidak selalu berkaitan dengan memiliki. Bahagia juga bisa didapatkan dengan berbagi, memberi dan menyantuni orang-orang disekitar kita. Orang bijak mengatakan berbagi dan memberi hadiah yang sederhana tapi berkesan ternyata bisa memberikan sensasi bahagia loh. Beberapa artikel bahkan mendukung pemberian hadiah hadiah kecil ketika orang berulang tahun, merayakan keberhasilan atau setelah bekerja keras untuk suatu proyek.
Zaman sekarang memperoleh barang yang diinginkan tidaklah terlalu sulit. Cukup pesan di marketplace bisa dipesan sambil menunggu angkutan datang misalnya. Urusan pengiriman pakailah kurir yang terpercaya dan paling cepat. Barang pesanan tidak kunjung datang atau menyasar cukup menguras pikiran ujung ujungnya malah emosi. JNE salah satu jasa kurir yang paling bagus. Baik dari segi kecepatan pengantaran maupun biaya pelayanan yang cukup bersaing.
Bahkan menyantuni orang-orang yang kurang beruntung sangat cukup memberikan nikmat bahagia itu sendiri. Saya pernah mendengar kisah seorang pedagang sepatu yang gagal dan sangat kecewa ketika estimasi penjualannya sangat jauh meleset dari harapannya pada bazar yang dia ikuti. Yang dia lakukan setelah merugi itu bukannya menghemat pengeluarannya tapi malah membagikan pendapatannya yang sangat sedikit hari itu. Dan ajaibnya setelah sebelumnya dia merasa sangat gundah tiba-tiba merasa sangat bahagia setelah menyantuni orang-orang yang kurang beruntung dalam perjalanannya pulang.
Berbahagialah baik ketika miskin atau kaya.
Berbahagialah baik ketika berduka maupun bersuka.
Berbahagilah ketika lapar maupun kenyang.
Berbahagialah saat memberi maupun saat menerima.
Berbahagialah orang yang tulus dan suci hatinya.
Berbahgialah orang yang membawa damai.
Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan memperoleh kemurahan.
Tetaplah bahagia meskipun hidup sepertinya sulit seperti masa pandemi ini. Karena semua aktivitas dibatasi demi menjaga penyebaran virus corona bisa dikendalikan. Yuk mengatur hidup kita lebih bijak biar selalu bahagia. Berbahagialah dan bersukacitalah karena bekal sukses itu harus bahagia dulu. Jadi kalau masalah hidup datang selalu ingat kalimat "dont worry be happy".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H