Lihat ke Halaman Asli

Nova UlailaDewi

I'm simply an accident. Why take it all so seriously?

Rudijanto Tanoesoedibjo

Diperbarui: 8 Mei 2021   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Setelah banyak kehebohan yang terjadi terkait dunia saham. Sekitar satu bulan lalu saya membaca artikel yang tayang disebuah portal berita. Cukup menarik karena utuk pertamakali saya mendengar ada perusahaan bernama ZEBRA (selama ini yang saya tahu tentang Zebra hanya sebatas nama hewan serta penyebrangan (zebra cross)), yang membuat saya lebih penasaran lagi adalah adanya nama yang tidak asing bagi saya yaitu Rudi Tanoesoedibjo (Iya karena saya sering sekali melihat nama "Tanoesedibjo" dicatut pada setiap buku atau artikel yang membahas tentang media, (terutama konglomerasi media dan politik). Tapi nama "Rudijanto" cukup asing. Alasan saya penasaran cukup bisa dimengerti (semoga saja kalian mengerti kenapa saya penasaran) bagaimana bisa dia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham? Padahal dia hanya "mengakuisisi" saham saja. Bahkan karena harganya yang menggila, saham tersebut pernah dibekukan oleh BEI.  

Karena rasa penasaran saya cukup tinggi, saya terus mengulik informasi tentang orang ini. Ada beberapa hal yang saya dapatkan. 1. Terkait perannya di MNC, 2. Terait ZBRA  3. Kepemilikannya terhadap DNR serta tuduhan keterlibatan kasus korupsi yang menyeretnya (saya tidak berani menyebut dia terlibat korupsi atau tersangka, karena memang belum terbukti. Toh beberapa teman orangsaya tertuduh sebagai koruptor padahal tidak, alias mereka terbentur dengan perubahan peraturan). Keisengan saya berlanjut di portal video YouTube . Kemudian ada salah satu video menarik, video ini diproduksi oleh salah satu saluran TV Rohani bernama LIFE Channel. Tujuan dari saluran TV ini adalah menyalurkan acara yang bisa membekali komunitas agama Kristen dan gereja lokal dengan program yang transformatif, berkekuatan besar, dan kreatif. Di video tersebut, orang bernama lengkap, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo terlihat berdiri di depan para penyedia konten acara saluran TV Rohani, LIFE Channel, Ia mengenakan kemeja biru muda dan setelah jas hitam dalam acara yang bertujuan memberikan masukan bagi penyedia konten dari para ahli yang telah diundang. Usut punya usut ternyata di tahun itu (2015) beliau adalah CEO MNC Sky Vision.

Benar saja sebagai seorang CEO ia diekspektasikan memiliki tanggung jawab besar, tidak hanya menyalurkan konten, tapi juga bertanggung jawab menciptakan dan mempertahankan citra dirinya, yakni sebagai orang berjiwa spiritual tinggi sehingga bisa menyampaikan pesan berharga kepada masyarakat. Ekspektasi ini kemudian dijawab melalui cara Rudy Tanoe menyampaikan materi, dalam acara tersebut tersirat bahwa dia bukan hanya pebisnis handal saja, ia adalah komunikator yang hangat dan dapat menyesuaikan dirinya dengan situasi. Ia memberikan rasa kepemilikan kepada para penyedia acara kepada program mereka. Selain itu, Rudy Tanoesoedibjo memberikan kepercayaan bahwa mereka dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik melalui cara yang benar dan penuh spiritualitas. Ia mengatakan, "Kami ini hanya saluran, tentunya saluran itu tidak ada artinya tanpa isinya. Sebenarnya, all the credits should be given to all of you." Bukan hanya kehangatan, kerendahan hati, dan profesionalitas yang tinggi, ia juga memancarkan kedekatan dengan semua yang ada disana melalui sifat humorisnya. Waah memang pandai sekali orang ini mengambil hati orang lain.

Setelah saya mencari informasi di Google (sungguh informasi tentang beliau kurang sekali), saya menemukan beberapa fakta tentang Rudy Tanoe, pertama, pria bernama lengkap Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, MBA, ini menjabat sebagai Group President dan Chief Executive Officer PT Global Mediacom TBK sejak tahun 2002. Ia juga merupakan Chief Executive Officer PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak Maret 2004. Yang mana perusahaan di atas masuk dalam jajaran perusahaan media tekemuka di Indonesia yang mampu melakukan konglomerasi media hingga saat ini. Kedua Rudy Tanoesoedibjo juga memimpin berbagai akuisisi dan restrukturisasi besar, termasuk akuisisi PT Global Mediacom Tbk, RCTI, dan TPI serta pengembangan bisnis cetak dan konten di dalam MNC. Ia juga berperan besar dalam pembentukan PT Mobile-8 Telecom Tbk yang melibatkan serangkaian akuisisi dan restrukturisasi yang rumit. Hal yang tidak bisa dilewatkan adalah jabatannya sebagai Ketua Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Jejak karirnya inilah yang kemudian membentuknya menjad sosok pebisnis yang logis dan mampu memberikan inovasi yang tentunya membangun semangat para penyedia dan produsen konten media Indonesia, terutama televisi berbayar.

Saksi Perkembangan Media di Indonesia

Sebagai pihak yang pernah menjadi bagian dari praktik konglomerasi media di Indonesia (Ia adalah kakak dari Harry Tanoesoedibjo) Rudy Tanoesoedibjo menjadi saksi perkembangan media di Indonesia. Terdapat video lain yang juga mampu menggambarkan sosok Rudy Tanoe, di video tersebut Ia didapuk sebagai keynote speaker dalam acara MIPCOM 2015 yang diselenggarakan di Turki. Di depan khalayak internasional,  ia membagikan situasi media Indonesia, beserta tantangan, dan kesempatan dalam ranah media di Indonesia. Berbeda dengan pembawaan dirinya di acara LIFE Channel, di video ini yang dia tunjukkan adalah sisi visioner dan inovatifnya. Sebagai keynote speaker ia memberikan gambaran mengenai caranya beradaptasi terhadap berbagai situasi, baik itu sebagai pebisnis, komunikator, maupun representatif dari media Indonesia. Hal itu tersirat dari kepiawaiannya menjelaskan mengenai keadaan, tantangan, dan kesempatan di media Indonesia, ia juga memberikan inspirasi bagi para penyedia dan pembuat konten. "There's a big opportunity in Indonesia, if you do it the right way." Ia menekankan bahwa kesempatan yang besar untuk unggul di pasar media Indonesia sangatlah besar, jika dilakukan dengan cara yang benar. Salah satunya adalah dengan melihat potensi penonton yang ada (target audience) dan diperlukannya kreativitas dalam mengemas program media untuk masyarakat Indonesia.

Citra serupa serupa juga ditunjukkan dalam acara ContentAsia Summit 2016. Pada acara itu ia membagikan wawasannya mengenai ranah media yang terlalu banyak saluran, memaksa pelanggan untuk menonton apa yang tidak mereka inginkan, serta berbagai macam tahap perkembangan media indonesia, seperti skinny bundles dan linear-on-demand. Rudy Tanoesoedibjo juga memberikan wawasan tentang jangkauan penonton yang populer di Indonesia, yaitu ibu dan anak-anak. Disaat yang bersamaan Ia juga memberikan prediksi mengenai keinginan pelanggan tv berbayar, yaitu pemirsa yang bersedia membayar untuk apa yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau dan bagaimana mereka menginginkannya (dan prediksi ini memang benar, silahkan baca di SINI)

Melalui tiga video di atas  gambaran mengenai Rudi sedikit banyak mulai terbentuk, ia bukan hanya sekadar seorang pebisnis, dia adalah sosok yang paham dengan kondisi, dan visioner (terbukti bahwa prediksinya benar akan kecenderungan peningkatan TV berbayar). Hanya saja perannya mungkin sengaja tidak diekspos seperti adiknya. Andai saja Ia menghendaki dirinya terekpos seperti adiknya, mungkin kualitas dirinya bisa diakui oleh lebih banyak orang.

Bisnis Rudy Tanoesoedibjo di Luar Media

Selain sepak terjangnya di dunia media dan komitmennya terhadap masyarakat di bidang media, ternyata Ia telah banyak melakukan diversifikasi bisnis salah satunya yaitu DNR Corporation (sungguh perusahaan ini tidak banyak diketahui orang). Tapi berdasarkan website yang saya baca,  perusahaan ini adalah penyedia distribusi dan logistik terkemuka untuk ritel offline dan online di Indonesia. Kabar terbaru yang datang dari perusahaan miliknya tersebut yaitu DNR Corporation baru saja mendapatkan pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp. 200.000.000.000. Kerjasama itu merupakan upaya bersama antara bank dan korporasi dalam membantu meningkatkan perekonomian Indonesia sesuai dengan target pemerintah, yaitu sebanyak 7%. Dalam artikel yang beredar Rudy Tanoesoedibjo juga merupakan Direktur PT Trinity Healthcare (THC) (informasi tentang perusahaan ini juga minim sekali di google). Informasi yang bisa diakses dengan mudah di google terkait "keberadaannya" sebagai pebisnis adalah akuisisinya terhadap PT Zebra Nusantara Tbk  yang ternyata ZBRA justru dijadikan alat untuk mendukung perusahaanya yang telah exis terlebih dahulu  (bagaimana cara dia mengakuisisi dan bagaimana karakter bisnisnya akan saya bahas nanti jika tidak lupa).  Untuk PR dari perusahaannya (hai DNR Corporation)  tolong mudahkan akses kami untuk mengetahui aksi Rudy Tanoesoedibjo, supaya bisa  dijadikan contoh ketika kami (kaum muda) untuk memulai bisnis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline