Lihat ke Halaman Asli

Nova Tazkya

Mahasiswa

Etika dan Bisnis

Diperbarui: 11 April 2023   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Etika Bisnis

a53e56e0-6ac9-4b33-9a1f-258a23d69d33-6434dcb74addee45ec40f886.jpeg

63502177-9652-42aa-84a7-f7df8b5d2279-6434dccc4addee57116e1a02.jpeg

Etika bisnis juga dapat diartikan sebagai mengetahui metode ideal dalam mengelola bisnis, dengan mempertimbangkan norma dan moralitas universal, ekonomi dan sosial. Setiap perusahaan harus memperhatikan dan mengikuti etika yang berlaku. Etika selalu kejujuran, komitmen, kejujuran dan loyalitas.

Untuk mencapai apa yang ingin mereka lakukan, perusahaan sering kali mengabaikan etika bisnis. Masalah bisnis dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam perusahaan seperti konflik antar karyawan, dan faktor eksternal seperti operasional perusahaan yang dapat merugikan masyarakat sekitar. Jika masalah dibiarkan begitu saja dan tidak segera diselesaikan, maka masalah tersebut akan mempengaruhi bisnis. Masih banyak pebisnis di Indonesia yang acuh tak acuh terhadap etika bisnis.

Etika Bisnis dari Berbagai Perspektif

  • Perspektif Ajaran Islam

Dalam bisnis, etika bisnis adalah seperangkat nilai berdasarkan prinsip moral baik, buruk, benar dan salah. Tujuan umum penelitian etika bisnis dapat disajikan sebagai berikut:

1) Meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.

2) Presentasi argumen moral ekonomi dan strukturnya.

3) Membantu menentukan sikap moral yang benar dalam menjalankan profesi.

Oleh karena itu, ketiga tujuan penelitian etika bisnis dimaksudkan untuk memberikan para pemangku kepentingan parameter yang terkait dengan hak, tugas dan kesetaraan sehingga mereka dapat bekerja secara profesional untuk mencapai produktivitas dan efisiensi kerja yang optimal.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 85 yang artinya : "Barang siapa memberikan hasil yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian pahala. Dan barang siapa menimbulkan akibat yang buruk, niscaya ia akan memikul konsekuensinya."

Ayat di atas menegaskan bahwa orang yang menyebarkan kebaikan kepada orang lain akan menerima kebaikan dan sebaliknya, jika orang menyebarkan benih keburukan kepada orang lain, maka suatu saat mereka akan menjadi buruk. Jika perusahaan memiliki citra publik yang baik, maka masyarakat akan lebih mendukung keberadaan perusahaan tersebut. Demikian pula masyarakat menghindari atau mengucilkan keberadaan perusahaan yang memiliki citra buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline