Lihat ke Halaman Asli

Nova Enggar Fajarianto

anak muda yang akan terus belajar

Yang Halal Lebih Indah

Diperbarui: 22 Februari 2021   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Akhir akhir ini, dunia maya dihebohkan dengan isu perselingkuhan yang dilakukan oleh personil salah satu grup band tanah air. Terlepas benar dan tidaknya informasi tersebut, alangkah baiknya kita tetap membuka mata hati untuk menggali pelajaran apa yang bisa kita peroleh dari pengalaman orang lain. Berikut hal-hal yang bisa kita hindari dan relate dengan kehidupan sehari-hari:

1. Menyapa teman lawan jenis di social media

Boleh kok kita menyapa teman lawan jenis dan say hello, yang tidak boleh jika terlewat batas dan berlanjut ke level berikutnya. Seperti sapaan yang mengandung pujian satu sama lain, "wah cantik yaa", "wah ganteng ya", "ih keren hlo pake baju itu, kamu sekarang tambah berumur tambah imut eh", "kamu hebat ya masih muda udah jadi bos", dan pujian-pujian lainnya. Pujian memang tak akan 100% membuat kita selingkuh dan tergantung orangnya. 

Tapi di situ ada celah yang terbuka untuk menuju ke saling bertemu, saling berinteraksi lebih lanjut ataupun saling perhatian. Stop! Jika kita kagum dengan teman kita, sebaiknya tak terlalu memuji 'kehebatannya'. Cukup diam dan syukuri suami/istri yang menjadi pasangan kita.

2. Menyapa teman lawan jenis melalui story aplikasi pesan 

Biarkan yang cantik memposting keelokan wajahnya, biarkan yang ganteng memposting kesixpackan badannya. Kontrol ada di kita sebagai konsumen. Cukup skip tanpa embel embel chat mendarat di statusnya. Demikian kita sebagai produsen, alangkah baiknya posting yang bijak, hindari 'pamer' keanggunan tubuh yang mengundang ketertarikan dari lawan jenis. Ingatkan setiap suami/istri kita bahwa  kita adalah pasangan yang terbaik, dari sisi fisik maupun keberkahan. Yang di luar biarkan menggoda, tapi pasangan kita yang lebih dirindukan surga. 

3. Bekerja atau berinteraksi dengan teman kerja yang terlalu intens 

Apapun pekerjaan kita, kita tak bisa memilih dengan siapa kita bekerja. Dalam setiap kondisi, kita bisa saja bekerja dengan lawan jenis, yang harus memerlukan koordinasi lebih lanjut, sering interaksi, dinas luar bareng, meeting bareng, ataupun lembur bareng. Di sini celah itu terbuka. 

Jika kita tak pandai mengelola hati, kita bisa terjerumus dalam 'kenyamanan' yang merusakkan. Fokus pada solusi yang bisa kita lakukan, pertama kita bisa luruskan niat terlebih dahulu, bekerja untuk Tuhan, dan bekerja untuk menghidupi keluarga. Ingat ingat terus wajah suami/istri, wajah anak-anak yang mana tanpa keberkahan nafkah kita, mereka akan jauh dari kata sejahtera. 

Resapi dalam hati. Berikutnya, hindari interaksi dengan teman kantor lawan jenis yang hanya berdua saja, apalagi dalam ruang yang tertutup. Kurangi bercanda yang sedikit menggoda, karena lagi lagi itu dapat membuka celah. Lalu yang terakhir adalah berdoa, dalam setiap detik, dalam setiap hembusan nafas agar dapat bekerja dengan penuh keberkahan dan dihindarkan dari hal-hal yang membuat tidak halal.  

Motto: "Di luar sana banyak yang berkilauan, tapi memabukkan. Di dalam keluarga banyak kesederhanaan, namun menentramkan. Semua pilihan tergantung setiap insan" -NEF-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline