Lihat ke Halaman Asli

Sumpah Pemuda

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_305616" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi sumpah pemuda. sumber gambar: nichpakaich.net"][/caption]

82 tahun silam, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) mempunyai gagasan untuk menyelenggarakan kongres pemuda kedua. Lalu atas inisiatif PPPI terjadilah kongres dengan tiga kali rapat di tiga gedung yang berbeda. Rapat pertama pada tanggal 27 oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), dan rapat kedua pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoopt dan rapat ketiga pada hari yang sama di Gedung Indonesisch Huis Kramat. sebelum kongres di tutup diperdengarkanlah lagu indonesia raya dan rumusan hasil kongres yaitu

PERTAMA. KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

KEDOEA KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KETIGA. KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA refleksi 82 tahun sumpah pemuda dalam suatu diskusi imajiner, kami bertiga yaitu saya, paijem dan paijo mendiskusikan tema sumpah pemuda dalam kaitannya dengan beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini. Diskusi dibuka pertama oleh Paijo, dia bertanya mengapa ya, sebagian pemuda Indonesia tidak menghargai dan memaknai rumusan sumpah pemuda 82 tahun silam itu ?  contohnya, tawuran antar sekolah yang masih sering terjadi dan sekarang diperparah tawuran antar mahasiswa !! kenapa mereka masih mengedepankan otot, buat apa mereka belajar, yang penuh dengan ilmu kebaikan dan logika berfikir positif tapi otaknya masih saja primitif. lalu saya jawab, ya itulah realita yang ada, ternyata sebagian pemuda kita masih bersifat kedaerahan atau masih merasa bangga dengan kelompok mereka. merasa jurusan atau sekolah mereka lebih keliatan oke atau keren kalau turun kejalan dengan cara lempar-lemparan batu, sabet-sabetan parang, bakar-bakaran. walaupun awalnya hanya masalah sepele tapi jadi besar, butuh kesadaran yang tinggi dari mereka bahwa para pemuda dulu bersumpah dalam sumpah pemuda untuk bersatu dalam berbagai macam suku atau kelompok. paijo bertanya lagi, lalu apa yang sudah diraih oleh pemuda kita saat ini untuk negara ? saya hanya bisa menjawab, banyak mas, buktinya banyak pelajar-pelajar yang berhasil meraih juara olimpiade internasional, belum lagi ahli-ahli atau peneliti muda kita yang sudah berkarya di luar negeri. namun sayangnya pemerintah kurang begitu mengahrgai mereka, uang APBN lebih baik digunakan buat jalan-jalan keluar negeri dibandingkan meningkatkan mutu dan kualitas pemuda kita. Udah sekolah pake taraf internasional, perguruan tinggi negeri menjadi semi swasta, kesehatan mahal, dll. kita butuh akses yang bisa dijangkau semua masyarakat. berbanding terbalik bila kepelosok pelosok negeri ini. menurut saya mas, dengan olah raga kita bisa menyatukan para pemuda yang ada di negeri ini, menurut mas gimana ? ujar paijo. ya bisa itu, lihat saja bagaimana ketika atlet bulutangkis kita terjun di turnamen tingkat internasional. pasti tribun penonton bakal ramai di isi oleh pendukung dan berteriak INDONESIA !! dan itu tidak terjadi ketika kita jadi tuan rumah saja. Bahkan ketika di luar negeri pun, masih ada penonton yang teriak INDONESIA. bisa para TKW, TKI, pelajar maupun profesional yang lagi melancong di negeri orang, bersatu demi Indonesia. namun sayang untuk olahraga yang populer seperti SEPAKBOLA, ternyata berbanding terbalik. bukannya mempersatukan malah kadang gontok-gontokan. tawuran antar suporter, tawuran suporter dengan warga, suporter dengan aparat. lagi-lagi , sebagian pemuda kita masih terkotak-kotak oleh simbol. ini lah salah satu bukti makna sumpah pemuda kita belum meresap. benar mas saya setuju itu, ada lagi nih mas, penggunaan bahasa indonesia. Menurut pendapat mas bagaimana, ujar paijolagi ? saya terkadang bingung sendiri, sebenarnya ini bentuk kreatifitas atau degradasi dari sebuah bahasa yang digunakan para pemuda, walaupun hanya sebagian pemuda. misalnya saja kamus gaul yang dulu pernah populer, yang bilangnya apa artinya apa. Dan sekarang bahasa 4L@Y haha.. secara struktur  memang sih kita sedikit merubah bahasa persatuan. tapi selama hanya digunakan dalam komunitas mereka, saya kira tidak masalah, sekedar berkomunikasi sesamanya. paling tidak ketika kembali ke sekolah atau untuk menulis yang resmi. saya rasa mereka akan kembali ke kodratnya. Bila itu terjadi sama kita dan kita tidak suka, ya jangan memusuhinya apalagi menganggapnya najis, itulah keberagaman kita. sebagai pemuda, kita kan bisa mengingatkan, kalau ke kita jangan menggunakan bahasa seperti itu. saya rasa mereka akan mengerti. masih tentang pemuda nih mas, menurut mas bagaimana dengan perilaku pemuda sekarang dalam modernisme moral? ini yang saya sayangkan, banyak pemuda yang gemar melakukan sex bebas lalu di videokan. belum lagi foto-foto yang vulgar. jadi ada benarnya, jangan bugil di depan kamera. Jangan biasakan bilang konsumsi pribadi. Kerjakan lah hal yang lain, tentunya yang positif untuk di kamerakan. saya kira banyak seperti itu.. oh iya batasan umur untuk dikatakan pemuda itu berapa ya mas, kata paijo ? kalau berdasarkan UU no 40 tahun 2009 dalam pasal 1 berbunyi "Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun". jadi kalau yang lewat 30 tahun itu bukan pemuda mas ? haha ya secara UU bisa dikatakan seperti itu, tapi saya rasa pemaknaan itu hanya untuk organisasi kepemudaan. Kebetulan kemarin ikut acaranya KNPI. saya menangkap batasan umur itu secara politis untuk membatasi usia para pengurus, karena condong organisasi ini biasa dimanfaatkan oleh para politisi. Dan emang para politisi kebanyakan lahir dari wadah ini juga. Belum lagi nanti adanya dana untuk kegiatan para kepemudaan di daerahnya, tapi itu juga tergantung dari pemimpin daerahnya. Apakah ingin memperjuangkan para pemuda di daerahnya dengan kegiatan-kegiatan yang positif. yang terpenting semangat dan jiwa kita "pemuda" ini buat yang diatas 30 tahun hehe (untung saya belum) lalu apa yang bisa kita lakukan dalam waktu dekat ini untuk semangat kepemudaan mas ? kata paijo kita bisa kerjakan banyak hal, misal sekarang kan ada bencana dimana-mana, kita bisa jadi relawan atapun yang jauh bisa dengan menyumbangkan yang bisa disumbangkan. pokoknya yang positif dan berguna bagi diri sendiri, lingkungan, bangsa dan negara ... mungkin cukup sekian ya, kata saya... lalu kesimpulannya apa mas, potong paijo ? wah kalau kesimpulan itu tergantung anda sendiri mas, setelah kita berdiskusi ini saya kembalikan ke pemikiran anda. Masa ia saya sudah kasih apel ke anda, terus saya makan sendiri, lalu yang saya makan itu saya kasih ke mas paijo juga sih. engga kan ? lebih baik mas paijo makan sendiri itu apel hehe kita tutup dengan ...... tunggu... saya belum berbicara, ujar Paijem. Kenapa setiap tanggal 28 oktober disebut nya sumpah pemuda ?? saya kan bukan pemuda... tapi pemudi, walaupun dalam teks tersebut tertulis juga poetra dan poetri,  saya merasa sebagai wanita tapi selalu di no dua kan, sepertinya pria-pria itu lebih dutamakan, kenapa tidak di peringati hari sumpah pemuda-pemudi ?? hmmmmmm, (setelah berfikir) mungkin kita bisa tanya sama ahlinye disini .... ayo kita berdiri dan angkat tangan ...... LAWAN KEMALASAN dan BANGKITLAH DARI KESEDIHAN !!! MERDEKA !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline