Wisata bahari kini menjadi trend penting bagi pariwisata di Indonesia. Sebagai negara maritim dengan luas laut yang melebihi luas daratan, tak heran Indonesia memiliki destinasi wisata bahari yang terkenal tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Sebut saja, Raja Ampat, Labuan Bajo, Bunaken, Gili Trawangan dan lain-lain. Sementara tetangga propinsi Kalimantan Utara, Kaltim, memiliki kepulauan Derawan yang banyak dikunjungi wisatawan domestik dan juga mancanegara.
Di Asia tenggara, Thailand bagian selatan khususnya ada banyak paket wisata bahari yang menawarkan kunjungan ke kampung nelayan, salah satunya adalah Koh Panyee.
Koh Panyee awalnya merupakan kampung nelayan yang garis keturunan mereka adalah penjelajah suku laut asal Indonesia yang hidup nomaden di laut.
Panyee sendiri berarti Panji atau bendera, berubah menjadi Panyee dalam lafal orang Thai. Saat ini, Koh Panyee merupakan andalan utama pariwisata Thailand dan dengan sendiri nya menjadi andalan pendapatan bagi warga setempat yan menjual makanan laut, oleh-oleh kerajinan tangan, olahraga air, dan lain-lain.
Lebih dekat lagi di negara tetangga, Sabah, Malaysia, tepatnya di Semporna, terdapat banyak kampung nelayan yang menjadi tujuan wisata bahari khususnya pulau Mabul Sipadan, Mataking, Kapalai, dan lain-lain yang dikelola oleh Semporna Ocean Tourism Center.
Di sebelah utara juga terdapat taman laut Tun Sakaran yang meliputi pulau Bodgaya, Boheydulang, Sabangkat dan Mantanbuan. Tun Sakaran diambil dari nama mantan Chief Minister Sabah atau setingkat gubernur, yang juga keturunan Tidung, yang lahir di Kampung Air Semporna.
Semua kampung nelayan ini termasuk dalam paket wisata yang dikembangkan oleh operator wisata dengan dukungan penuh pemerintah. Paket wisata yang menyentuh hingga kampung nelayan ini menimbulkan dampak positif berlipat terutama pendapatan nelayan tak hanya dari diversifikasi hasil laut dibanding mereka menjualnya langsung dipasar atau ke pengepul. Contohnya, paket makan, oleh-oleh, tarian, cendera mata disiapkan oleh warga lokal di kampung nelayan, dan tiap kampung memiliki ciri khas masing-masing, yang berbeda, sehingga wisatawan tidak bosan.
Bagaimana dengan pariwisata bahari propinsi Kalimantan Utara?
Masih belum tampak gerakan berarti atau gagasan untuk mengembangkan wisata bahari di Kaltara, paling banter kita hanya menikmati ceruk bisnis dari wisata pulau Derawan khususnya wisatawan yang berangkat dari Tarakan. Dengan hasil laut yang melimpah dan sumber daya alam yang belum terkelola dengan baik, kita mesti segera mengidentifikasi kawasan potensial untuk dikembangkan sebagai bagian paket wisata bahari. Saat ini, wisata pantai masih menjadi idola pelancong lokal, misalnya pantai Amal, pantai-pantai di Tanah Kuning dan Mangkupadi. Saat ini, kita sudah memiliki taman mangrove Tarakan, Bunyu dan Setabu Sebatik, Nunukan.