Lihat ke Halaman Asli

Internalisasi Nilai-nilai Pesantren dalam Budaya

Diperbarui: 7 Juni 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nilai merupakan wujud dari tipe kepercayaan dalam tatanan sistem kepercayaan atau menjauhi dan menghindari tindakan yang selayaknya dilakukan atau seharusnya ditinggalkan. Maka inilah yang dapat disebut sebagai pemaknaan maksud dari suatu hal maupun objek. Nilai juga mencakup mengenai konsep seberapa penting atau tidaknya sesuatu hingga berpengaruh pada kehidupan seorang individu. 

Penilaian kebenaran dari suatu nilai tidak terikat pada keharusan pembuktian secara empirik, namun terfokus pada penghayatan, kehendak, dana pa yang disenangi oleh setiap individu karena nilai yang dihasilkan atau dirasakan dapat berbeda disetiap orang. Begitu ungkap Rokeach dan Bank.

Nilai dapat berati kepercayaan hingga dapat dijadikan preferensi manusia dalam menentukan perilakunya yang dilakukan dengan memilih dan memilah kegiatan maupun aktifitas berdasarkan yang diyakini kebaikannya. Karena demikian lah yang ada pada setiap pilihan yang ditentukan dan dilakukan seseorang maupun kelompok orang baik yang berpengaruh pada hasil atau tujuan hingga cara untuk mencapainya.

Pada pondok pesantren, nilai-nilai yang dikembangkan dan diterapkan kesehariannya berpaku kepada sumber-sumber ajaran agama Islam, yaitu Al-Qur'an, Hadist dan Ijtima' para ulama. Dari pemahaman beberapa sumber ajarran Islam ini menghasilkan berbagai disiplin ilmu yang diajarkan dalam pondok pesantren, diantaranya ada ilmu fiqih, tauhid dan tasawuf. 

Hal inilah yang menjadi akar dari kultur kehidupan di pesantren yang kemudian berkembang menjadi suatu sistem nilai yang sering kali kita dengar dan kita kenal sebagai Ahlussunnah wal Jama'ah atau ASWAJA. Sistem nilai ASWAJA ini banyak mempengaruhi pola pikir dan perilaku seluruh unit dalam pesantren karena penerapannya begitu apik, baik penerapan dalam interaksi internal pesantren maupun pada eksternal luar pesantren. 

Beberapa konsep nilai yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh Ahlussunnah wal Jama'ah antara lain Tawazun yang artinya keseimbangan dan harmoni masyarakat, Al Adalah yang artinya berkeadilan, Tawasuth yang artinya moderat, dan Tasammuh yang artinya menjaga perbedaan dan pluralisme dengan bertoleransi.

Menurut Koentjaraningrat ada 3 wujud dalam budaya. Pertama, kebudayaan sebagai suatu hal yang kompleks mengenai ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan lainnya. Kedua, kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas perilaku dari individu dalam masyarakat. Ketiga, kebudayaan sebagai benda-benda karya manusia. Perwujudan dari budaya tersebut yang kemudian dikatakan sebagai budaya pesantren (pesantren culture).

Macam-macam nilai yang terdapat dalam pesantren yakni :

  • Akhlakul karimah
  • Ibadah amaliyah
  • Membaca Al-Qur'an
  • Hafalan Al-Qur'an
  • Dedikasi serta loyalitas
  • Amanah disertai dengan tanggung jawab
  • Nilai toleransi beserta tenggang rasa

Pada era modern seperti saat ini sangat diperlukan untuk tetap menjaga dan memegang teguh nilai-nilai yang telah terkandung dalamm budaya pesantren untuk kemudian dijadikan pedoman kebudayaan setiap individu dan kepribadian bagi para santri agar memiliki dan tertanam suatu karakter kepribadian yang baik dan terpuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline