Di sudut hari yang lain, kita mungkin akan bertanya pada diri sendiri, tentang tujuan dilahirkannya kita ke dunia. Apakah sistematika menjadi Khalifah di Bumi adalah sama pada setiap orangnya?
Meskipun kita menyadari betapa banyak Ilmuwan, Cendekiawan, dan Filsuf dari Timur dan Barat yang berusaha mengklasifikasikan manusia bahkan makhluk hidup dari berbagai sisi.
Rerata mendasarkan pengklasifikasianya pada kemampuan makhluk hidup terhadap sesuatu, atau dari faktor biologisnya. Benang merahnya mungkin pada apa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan apa yang merupakan hal genetik.
Lahirnya manusia ke dunia tentu karena suatu alasan. Bagi Umat beragama konservatif, pasti akan mengarahkan alasan tersebut dengan Surah Al-Baqarah ayat 30. Yap, beribadah!
Manusia dalam perjalanannya akan mendefinisikan makna dari kehadirannya di dunia, cepat atau lambat. Untuk itulah Rasulullah saw dalam beberapa haditsnya menitipkan pesan agar sebagai Orang Tua, sedikitnya dapat mengajarkan pada anak-anak berbagai hal tentang dasar-dasar tauhid hingga akhlak. Ibaratnya, mengajari ketika dewasa seperti melukis di atas pasir, sedang mengajari anak kecil seperti mengukir di atas batu.
Beberapa hari lalu saya ditanyai oleh seorang teman yang sepertinya sedang menyusun banyak rencana untuk masa depannya. Dia mengonfirmasi ulang tentang nama anak yang akan dilahirkannya kelak dari segi artinya, kurang lebih bunyinya begini:
"Naurah, aku pakai namamu untuk nama anakku, ya. Naurah Aulia Nazhifah." Ucapnya buru-buru.
Menyoal hal tersebut, karena ini bukanlah kali pertama saya ditanyai soal nama, setiap kali perkenalan, guru agama saya selalu menanyai tentang arti dari nama saya sendiri.
Pernah suatu kali saya bertanya pada Abi (ayah) saya, katanya Naurah berarti Bunga, Nazhifah berarti bersih, dan Azzahra berarti bercahaya. Ringkasnya: Bunga yang bersih dan bercahaya.
Nama, bagi saya dan mungkin kebanyakan orang adalah doa. Layaknya doa, tidak melulu manusia memanjatkan doa hariannya dengan bahasa Arab.
Setiap manusia yang dipilih menjadi Orang Tua pasti memiliki cara tersendiri untuk mendoakan buah hatinya. Maka kita mengenal banyak nama saudara atau teman-teman kita yang menggunakan bahasa Jawa seperti Trisna yang berarti cinta, atau bahasa Latin seperti Oryza Sativa yang berarti beras, kebutuhan, bermanfaat. Bagaimanapun, manusia lain di luar otoritas pemberi nama hanyalah penafsir.