Lihat ke Halaman Asli

Nur fatehah

Menyukai isu sosial budaya keagamaan dan gender

Di Sepertiga Akhir Ramadhan

Diperbarui: 19 April 2022   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kompas.com/REZA AGUSTIAN

Umat muslim hingga kini telah menjalankan ibadah di bulan Ramadhan sampai pada pertengahan bulan, dan mendekati sepertiga akhir Ramadhan.

Puasa Ramadhan menjadi wahana pendidikan diri dengan nilai-nilai yang positif. Puasa tidak hanya menahan lapar, haus, dan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, tetapi terdapat dimensi rohani yang memberikan rasa bertambahnya rahmat dan keberkahan.

Memasuki pertengahan Ramadhan, terkadang ada dinamika  seorang muslim dalam beribadah. Bila pada awal Ramadhan, shaf jamaah di masjid penuh hingga di luar masjid, pada pertengahan Ramadhan shaf-nya mengalami "kemajuan". 

Kemajuan yang dimaksud adalah bahwa shaf menjadi maju karena jamaah berkurang, bahkan bisa separuhnya. Kondisi demikian, terjadi karena kemungkinan ada jamaah yang semangat beribadahnya mulai mengendur, tetapi di sisi lain ada jamaah yang lebih semangat dan tekun dalam beribadah.

Umat Muslim yang semakin bersemangat ibadah terutama di akhir Ramadhan, ada faktor pendorongnya yaitu bulan Ramadhan  penuh dengan rahmat dan ada jaminan dilipatgandakannya pahala, sehingga mereka merasa amat rugi bila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA istri Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: "Apabila memasuki hari sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah mengencangkan pakaian bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarnya." (HR. Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah).

Di sepertiga akhir Ramadhan, Rasulullah SAW menggencarkan umatnya agar semakin semangat memperbanyak ibadah, seperti ber-I'tikaf di Masjid, sebagaimana hadist yang diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW selalu ber-I'ktikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga beliau wafat yang kemudian juga diikuti oleh istri-istri beliau. (menurut HR. Al Bukhari dan Muslim)

I'tikaf secara sederhana dapat diartikan dengan berdiam diri di dalam masjid dalam suatu tempo tertentu sembari melakukan amalan ibadah tertentu untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Amalan yang dapat dikerjakan dengan lebih giat di akhir Ramadhan antara lain adalah dengan memperbanyak tadarus Al Quran, memperbanyak shalat sunnah, mentadaburi Al Quran, berdzikir, muhasabah diri, dan lain-lain.

Rasulullah SAW juga menuntunkan untuk selalu berdoa dan mohon ampunan kepada Allah SWT, seperti dalam hadist: Diriwayatkan, Aisyah RA pernah bertanya pada Rasulullah SAW: "Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah; Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anni." Arti dari doa Lailatul Qadar ini adalah: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf. Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah aku." (HR. At Turmudzi)

Rasulullah telah berpesan dan menuntunkan kepada kita agar kita senantiasa bersemangat dan giat dalam beribadah di bulan Ramadhan yang suci mulia ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline