Lihat ke Halaman Asli

Noto Susanto

Menata Kehidupan

Risk Category - Chapter 3

Diperbarui: 22 September 2023   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ref : Dokpri

Risk Category adalah sama halnya dengan jenis risiko yang dikelompokkan atau mapping berdasarkan analisa risiko yang sudah di identifikasi di setiap objek tertentu baik itu bangunan, sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan kerja, mesin, prosedur kerja, analisa  biaya operasional, dan lain sebagainya. Human eror bagian kelalaian atau pelanggaran baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM) dengan situasi dan kondisi tidak menentu.

Potensi kerugian pasti tinggi, maka dari itu perlu diklasifikasikan atau kategori setiap risiko  yang telah ditetapkan, sejauh mana risiko tersebut dikelola dengan baik melalui langkah atau mitigasi yang lebih kongkrit. Kejadian itu kapanpun bisa datang, oleh sebab itu persiapkanlah cara penanganan setiap kejadian menjadi bahan evaluasi dalam menetapkan jenis-jenis risiko yang terjadi baik di perusahaan  atau instansi di luar perusahaan.

Yang paling dikhwatirkan dengan biaya atau budget perusahaan apabila mengalami risiko atau kejadian yang tidak menentu. Kecerdasan pemimpin perusahaan atau yang bertanggung jawab mengelola risiko harus benar-benar berpikir lebih tajam dan sensitif untuk membuat perencanaan peninjauan risiko dilinkungan kerja. Jika hanya sebatas laporan diatas kertas tanpa ada biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, maka persiapkan kehancuran atau kegagalan pimpinan dalam mengatasi risiko yang akan terjadi.

Dari setiap kejadian yang sudah dikategorikan, seharusnya biaya risiko sudah dipersiapkan baik itu yang sudah ditetapkan atau yang diluar dugaan. Harapannya tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk penanganan risiko, tapi itu tidak mungkin yang namanya risiko sudah pasti ada baik kecil maupun yang besar. Jangan sampai berpikir karena biaya takut dikeluarkan justru menambah risiko yang berdampak negatif terhadap perusahaan terutama reputasi dan integritas perusahaan. 

Gambaran umum kategori risiko dapat diuraikan berikut ini, dengan penjelasan berdasarkan teori dan pengalaman serta gabungan beberapa contoh dari setiap kategori risiko tersebut: 

1. Risiko Murni (Pure Risk):
"Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti menimbulkan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun tidak akan menimbulkan keuntungan. Artinya dalam pengertian risiko murni, maka kerugian pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan lain sebagainya".

Kejadian ini berdampak di lingkungan kerja, maka dari ini risiko murni kemungkinan atau ketidakpastian diluar prediksi bisa terjadi atau tidak. Akan tetapi ini setiap risiko tidak akan bicara kepada siapa tanpa melihat situasi yang terus berubah-rubah. Hanya menunggu giliran karena ini bagian dari musibah terutama yang dialami oleh setiap perusahaan atau individu/kelompok lainnya.

Risiko murni kalau dilihat dari kejadian kebakaran disebabkan beberapa faktor seperti bangunan gedung tidak mempunyai sistem instalasi kebakaran yang layak, usia gedung yang sudah tua, sumber daya manusia tidak diberikan edukasi tentang pemadam kebakaran sehingga kesadaran kurang terhadap potensi bahaya kebakaran. Sebelum terjadinya risiko fenomena tersebut bisa dilakukan perbaikan secepat mungkin, jangan menunggu kejadian baru akan memulai melakukannya. 

Risiko tidak bersahabat dengan anda,maka dari itu sebelum datang risiko buatkan perencanaan jangka panjang. Yang lebih memungkinkan terhadap kecelakaan kerja yang dilakukan karyawan atau perusahaan bangkrut, tentunya permasalahan seperti ini sudah di analisa sebelum menjalankan bisnis atau sebelum menjalankan pekerjaan. Kita semua tidak tahu, apa yang menjadi kehendak Allah SWT baik itu ajal, takdir, nasib itu sudah menjadi garis kehidupan masing-masing. 

2. Risiko Spekulatif (Specualive Risk)
"Kebalikan dari risiko murni, risiko spekulatif masih mengandung dua kemungkinan jika peristiwa yang dianggap risiko tersebut benar-benar terjadi. Misalnya ketika berinvestasi saham di bursa efek, maka peristiwa atau proses investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif, yaitu di satu sisi ada kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada risiko kerugian".

Risiko spekulatif  bisa diberikan contohnya begini, jika seseorang ingin membuka usaha baru atau sebagai pengusaha yang bergerak di bidang jasa kesehatan "anggap saja klinik kecantikan". Berangan-angan usaha ini berjalan dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang lebih, pastinya menjadi harapan semua pemilik usaha tersebut. Dari konsekuensi usaha klinik kecantikan tentu membutuhkan proses yang tidak mudah karena usahanya juga masih baru dan tahap pengenalan kepada customer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline