Di era moderinasi perkembangan dunia security sangat pesat sehingga banyak juga kesempatan dan peluang tindak kriminal dan non kriminal akan bereaksi dalam berbagai kegiatan terutama di segmentasi seperti pelabuban, penerbangan, pusat pembelanjaan dan keramaian, tempat-tempat penginapan hotel, apartement, resindence, maining dan manufacturing, rumah sakit, perkantoran, sekolah dan universitas, pergudangan, tempat-tempat umum yang lebih riskan akan berdampak risiko keamanan yang kurang pengendaliannya.
Seiring waktu banyak juga bertambahnya bisnis security di Indonesia, sehingga persaingan sangat ketat terutama dalam menentukan harga security, recruitment security tidak sesuai standar security profesional dan lain sebagainya.
Lintas BUJP (Badan usaha jasa pengamanan) sudah mengetahui hal tersebut, namun dalam implementasinya yang penting bisa memenangkan tender security pasti menjadi pemenang dan kerja sama dengan pengguna jasa security lainnya.
Sehingga tanpa menghiraukan risiko yang akan muncul misalnya bayar gaji security dibawah UMP/UMK. Ini salah satu risiko yang menantang maut karena citra perusahaan tidak mencerminkan profesional untuk memajukan kehidupan security jangka panjang, secara tidak langsung menurunkan martabat security Indonesia karena persaingan tidak sehat serta tidak mengikuti regulasi pemerintah dan perundang-undangan. Maka dari itu risiko selalu ada dalam dunia security baik berupa materi maupun non materi.
Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya risiko dalam security, secara luas memang masih banyak lagi risiko. Pada intinya seluruh kegiatan yang berhubungan dengan security pasti ada risikonya yang mengakibatkan merugikan dan membahayakan, dibawah ini hanya sepintas contoh yang ada risiko di security :
Faktor Security Lokal, Nasional dan Internasional :
Faktor ini menjadi prioritas juga dalam mengelolah security yang berbasis risiko seperti dalam penerapan budaya security lokal harus menyesuaikan situasi lingkungan bila lokasi kerjanya berada di lingkungan masyarakat sekitar terutama diperkampungan pedesaan, kecamatan sampai dengan kabupaten kota.
Ini menjadi fenomena yang membuat pengelolah security berpikir keras supaya tidak terjadi masalah yang berkelanjutan atau berkepanjangan di lingkungan kerja tersebut.
Langkahnya yang sering terjadi wajib menerima security sebelumnya dengan alasan 100 % warga lokal yang rumah berada disekitar lokasi kerja, dengan sangat terpaksa sebetulnya tidak semua diterima karena anaknya pak lurah, masih saudaranya ormas sekitar, dan lain sebagainya.
Menjadi kekurangannya terkadang tinggi dan berat badan tidak sesuai standar, usia atau umur sudah tidak pantas lagi menjadi security, kesehatan cukup mengkhwatirkan dan lain sebagainya.
Dalam security risk mitigasi ini merupakan tindakan yang tepat demi keamanan dan memperpanjang jejak bisnis security jangka panjang. Maksudnya sebagai brand perusahaan dilokasi kerja tersebut untuk mendapatkan calon klien yang lainnya, bisa juga berhubungan dengan nasional dan internasional yang berkaitan dengan cabang perusahaan dan legalitas atau sertifikat internasional untuk kepentingan bisnis security dalam melakukan pengamanan dilingkungan kerja.