Lihat ke Halaman Asli

Noto Susanto

Menata Kehidupan

Hidup Ngontrak, dengan Sang Mantan

Diperbarui: 29 Januari 2021   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

"SIAPA SAYA 24"

Kisah ini melanjutkan perjalanan hidup ngontrak dan ngekos dengan tema "SIAPA SAYA 24" yang mana sebelumya bercerita tentang musim pengangguran, menjadi seorang SATPAM, dan promosi jabatan.

Akhirnya saya akan menceritakan masa lalu hidup bersama sang mantan istri, bagi orang lain mungkin malu dan takut ketahuan bahwa perceraian merupakan "AIB" padahal itu salah besar melainkan itu sudah bagian "Takdir dan Nasib" yang saya alami dan kedepan belum tau juga arah perjalanan hidup ini. 

Bagi saya pernikahan memang berkeinginan hanya satu kali seumur hidup namun lika-liku atau suka-duka kehidupan kita tidak tau seperti apa, walaupun sudah ada perencanaan untuk masa depan lebih baik tentunya bersama keluarga tercinta. Semua menjadi kenangan dan tujuan yang terputus untuk menjalani rumah tangga bersama sang mantan istri tersebut.

Pasti bertanya-tanya mengapa harus pisah, apa alasannya, dan lain sebagainya. Hal tersebut setiap manusia mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda yang tau hanya saya bersama sang mantan, artinya menyatukan dua insan untuk menjadi kuat tentu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Namun apa yang mau di kata, semua berakhir di penghujung kisah cinta yang tidak akan tersambung kan kembali.

Waktu itu keluarga, teman dekat, rekan kerja dan lain sebagainya, mengapa semua bisa terjadi, mengapa tidak di pertahankan, mengapa tidak diselesaikan secara baik-baik, dan lain sebagainya. Saya tidak mengatakan juga bahwa saya benar dan sang mantan yang salah bahkan sebaliknya saya yang salah dan sang mantan yang benar, melainkan ini sebuah perjalanan hidup yang harus saya terima walaupun dengan status perceraian. 

Berpikir sederhananya adalah setiap orang pasti punya masa lalu, punya cerita hidup, punya cerita pahit, punya kisah yang tidak enak di ceritakan. 

Namun setiap orang ada yang menutupi, buat apa juga berbagi, kepentingan apa juga, dan untuknya apa menceritakan kepahitan masa lalu. Padahal yang saya rasakan ketika transparan dan terbuka dengan situasi pahitnya masa lalu, mendapatkan kepuasan batin yang tidak bisa di rasakan oleh lain.

Bercerita demikian diatas artinya, secara pribadi saya mengingatkan orang lain untuk menjaga rumah tangannya, menjaga pasangan lebih baik, menjaga hubungan keluarga yang lebih baik, dan lain sebagainya. Sehingga rumah tangga menjadi romantis, awet sampai kakek-kakek dan nenek-nenek dan langgeng sampai masa tua, jika perjalanan sama dengan saya berati kita kembali kepada "Nasib dan Takdir" jodohnya hanya sampai disana.

Berbagi tulisan itu sedekah dan mendapatkan pahala, saya menulis tentang hidup ngontrak dan perceraian dengan sang mantan, kebetulan ada istri di samping sembari tertawa dan hal yang membuat semangat menulis adalah istri memberi pujian bahwa karangan isi tulisan nya semakin bagus...hahaha, saya berpikir apa benaran bagus atau hanya pujian semata membuat suaminya senang.

Mengapa saya ceritakan dengan istri agar tetap saling menjaga dengan kondisi perjalanan hidup dalam rumah tangga menuju masa depan yang lebih baik dan semua masalah bisa di selesaikan serta menemukan solusi. Sehingga emosi dan ego bisa di kendali dengan saling menghargai dan mengakui kesalahan dan memperbaikinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline