Lihat ke Halaman Asli

Berbunga

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jatuh setetes tinta hitam di kertas putih.
Mengambil rasa yang sudah hilang.
Kini sudah tersadari , dalam suci adanya dosa.
Sudah menangis mencari hatimu .
Agar kamu yakin.

Tapi, cukup.

Kuncupnya bunga berbeda dengan mekarnya,
Kecuali indahnya tidak terhapus jaman.
Dengan tabah hati ini berlalu,
Menunggu bagian yang telah hilang.

Apakah harus sekarang ku petik?

Kurasa tidak!
Terikatlah sudah ku dengan angan angan,
Demi menjadi makhluk yang mengisi bunga .
Mengganti lebah menjadi kupu kupu.
Yang hanya menghiasi dan tidak menyengat

Itulah hidup! 

saat kujauh untuk apa ku hidup,
Disisiku, dihatiku akan selalu ada jiwamu.
Bagai bunga yang membuka kuncupnya
Mengubah hari menjadi sulit.

Bila kulahir di saat kuncup akan hilang derita ini,
Dalam bebas kegembiraan palsu di saat mekar
Hanya layu yang dapat menyatukan mencari bagian hilang.
Di tanah orang orang suci kita akan menyatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline