Lihat ke Halaman Asli

Norman Fauzan

Digital Public Relations, Social Media Specialist

Kita Lebih Suka Menggurui Orang Lain

Diperbarui: 21 Desember 2023   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pagi hari itu setelah bangun tidur, seperti biasa saya scrolling instagram, saya lihat seseorang konten kreator yang saya lupa namanya membahas tentang rumah KPR, ia bilang bahwa cicilan rumah KPR itu penghisap penghasilan. Ia tidak hanya bilang bahwa KPR penghisap penghasilan, tapi sembari memberikan contoh kasusnya.

Singkat cerita, saya tonton video tersebut sampai habis, setelah itu, seperti biasa saya mengecek kolom komentar di konten tersebut. Cukup mengagetkan bagi saya, sebab awalnya saya berekspektasi bahwa konten ini akan dapat apresiasi atau ucapan terimakasih karena sudah memberikan informasi atau pencerahan terkait rumah KPR.

Tetapi nyatanya tidak, dalam kolom tersebut mayoritas berisi komentar negatif seperti "sok tahu lu", "kalo ga nyicil gapunya rumah", dan lain sebagainya. Ini bukan pertama kali bagi saya melihat fenomena konten kreator mendapatkan komentar negatif karena memberikan informasi kepada audiens.

Kemudian saya berfikir, mungkin salah satu alasan kita susah untuk berkembang atau maju adalah lebih senang ketika menggurui dibanding orang lain, sehingga kita sulit untuk menerima pandangan yang tidak sesuai dengan pengalaman, gagasan atau prefensi kita. 

Bagi saya, perbedaan dalam cara berpandangan itu hal yang wajar, tetapi jika sikap menggurui atau merasa pintar dari orang lain adalah sikap yang kurang baik, sebab mungkin saja konten kreator tersebut sudah melakukan riset terlebih dalam dibandingkan yang berkomentar.

Maka alangkah baiknya, kita tidak menggurui, sok pintar dibanding orang lain. Jika kita bersebrangan pandangan ataupun tidak sesuai dengan pilihan kita, ya sebaiknya tidak ditonton dan memilih konten lain, karena kita selalu punya pilihan dalam bermedia sosial. Kita perlu lebih bijak dalam bermedia sosial, sebab konten kreator yang ada hanya berniat untuk menyampaikan informasi berdasarkan riset atau pengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline