Intensitas interaksi di dunia maya saat ini memunculkan kondisi psikologis yang disebut FOMO atau Fear of Missing Out, yaitu kondisi di mana seseorang merasa khawatir atau takut ketinggalan tren, tidak memiliki suatu hal yang dimiliki orang lain, takut tidak terlibat dalam aktivitas menyenangkan yang dialami oleh orang lain, dan khawatir tidak memiliki hal yang sama dengan orang lain. Perasaan takut ketinggalan ini kemudian memicu kecemasan, kekhawatiran, dan dapat menyebabkan rasa iri serta stres berlebihan pada generasi Z.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri di mana individu tidak mampu mengendalikan keinginan untuk terus terhubung dengan orang lain, terutama melalui jejaring sosial.
Namun, FOMO juga bisa memiliki dampak positif ketika kita menjadikannya sebagai motivasi atau alarm alami yang mendorong kita untuk fokus pada apa yang seharusnya kita capai.
Dan sebagai generasi muda seharusnya kita dapat berperan positif terhadap Syndrom fear of Missing Out (FOMO), sebagai generasi Z kita seharusnya dapat memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri, mengontrol fokus diri dengan apa yang ada di lingkar kendali diri.
Mengelola prioritas kita, dengan begitu kita tidak akan mudah terdistraksi dengan prioritas orang lain, karena kita paham betul dengan apa yang harus kita genggam dan layak untuk diperjuangkan sebagai generasi muda.
Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Segala sesuatu memiliki takdirnya sendiri, daripada terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik kita membandingkan diri kita dengan diri kita yang kemarin.
Membandingkan diri dengan orang lain hanya menciptakan ketidakpuasan diri (tidak akan ada habisnya). Selanjutnya dengan Bersyukur Kita generasi muda harus belajar arti kata "cukup" sama halnya ketika kita cemas karena belum memiliki style pakaian terbaru, mengapa kita tidak mensyukuri pakaian yang kita miliki saat ini? Masih banyak orang di luar sana yang tidak memiliki pakaian yang layak untuk di pakai.
Apapun yang kita miliki, sekecil apapun, adalah sesuatu yang harus kita syukuri. Sebagai generasi muda kita seharusnya pandai memilah dan memilih (selektif) mana yang seharusnya kita butuhkan dan bukan hanya keinginan sesaat. Sebagai generasi muda kita seharusnya dapat memberi batas terhadap akses penggunaan media sosial.
Dengan memberi batas terhadap media sosial dapat mengurangi anxiety (kecemasan) dan sebaiknya kita dapat memanfaatkan waktu kita untuk kepentingan-kepetingan lainnya yang lebih bermanfaat dari pada scrolling sosial media tanpa tujuan yang jelas dan jangan biarkan sosial media mengendalikan fokus kita sebagai generasi muda.
Kita sebagai Gen Z seharusnya memiliki dampak positif terhadap Fear Of Missing Out (FOMO), dan bukan terdampak!!.
Jadi jangan biarkan FOMO mengendalikan hidupmu para generasi Z!!.