Pandemic virus Covid-19 masih belum bisa diatasi di bumi pertiwi kita. Terhitung sudah 4 bulan lebih kita masih hidup dengan bayang-bayang virus yang siap hinggap ditubuh kita. Perlindungan diri dengan menjalankan protocol kesehatan, sering cuci tangan sebelum dan selesai melakukan suatu kegiatan, menggunakan masker jika berpergian keluar rumah, membawa dan memakai hand sanitaizer, serta menerapkan social distancing dan physical distancing, kemudian sebisa mungkin menjauhi keramaian.
Kurva pasien postif yang terkonfirmasi virus Covid-19 terus mengalami penaikkan dan belum ada tanda-tanda untuk menurun. Per 18 Juni 2020 pasien positif terkonfirmasi tercatat menambah sebanyak 1.331 kasus sehingga total kasus pasien terkonfirmasi sebesar 42.762 kasus. Angka tersebut terus naik setiap harinya dan menambah keresahan kita semua.
Meskipun jumlah kasus belum mengalami penurunan dan melihat kegiatan ekonomi yang sudah lama terhenti, pemerintah akhirnya menggaungkan wacana skenario new normal. Skenario ini menitikberatkan pada perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat di tengah pandemi Covid-19 atau bisa dikatakan beradaptasi dengan Covid-19. Pemerintah berharap adanya skenario new normal dapat membuat masyarakat tetap produktif di tengah keniscayaan risiko wabah corona dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa sektor akan dibuka kembali seperti sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
Selama hampir 3 bulan ini kegiatan belajar mengajar mahasiswa dilakukan secara online. Hampir diseluruh perguruan tinggi menerapkan online class ini dikarenakan saat wabah ini masih berlanjut mahasiswa dan seluruh staf perguruan tinggi diwajibkan work from home dan stay at home. Kegiatan belajar mengajar melalui online ini dianggap kurang efektif bagi mahasiswa, dikarenakan tidak terbiasanya mahasiswa belajar online seperti ini. biasanya mahasiswa akan diberikan materi serta tugas-tugasnya dari dosen secara langsung. Namun saat ini mahasiswa harus secepatnya beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajarnya yang baru.
Banyak kendala yang dihadapi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar online ini, disamping harus memiliki paket internet yang banyak serta sinyal yang kuat untuk menunjang kegiatan perkuliahan ini, factor ekonomi juga menjadi masalah karena sebagian mahasiswa ada yang tidak mampu mengimbangi pengeluaran untuk pemakaian internet yang meningkat. Walaupun beberapa perusahaan kartu sim card ada yang membagiakan kuota gratis untuk belajar online, namun kuota tersebut hanya berlaku untuk website-website tertentu, sehingga tetap akses internet yang lainnya harus ditanggung mahasiwa.
Pelaksanaan New Normal ini tentu saja menjadi kabar baik bagi mahasiswa, karena dengan begini kemungkinan kegiatan perkuliahan akan segera dimulai kembali. Walaupun belum ada pengumuman resmi bahwa sector pendidikan akan kembali dibuka, namun mahasiswa menyambut baik pelaksanaan New normal ini. Disamping mahasiswa yang sudah rindu suasan kampus serta kegiatan belajar mengjar dikelas dan bertemu dengan teman-teman, mahasiswa juga harus tetap melaksanakan protocol kesehatan yang berlaku atau malah harus tambah diperketat lagi dalam menjaga kebersihan diri sendiri, serta mengatur jarak aman kita dengan orang lain.
Namun disamping sudah berjalannya pelaksanaan New Normal beberapa hari ini dan kasus pasien terkonfirmasi semakin banyak. Apakah pelaksanaan New Normal ini adalah langkah benar yang dilakukan pemerintah ? Jika nanti sector pendidikan telah dibuka terutama kegiatan perkuliahan apakah kita sebagai mahasiswa sudah siap dalam menjaga agar kita terhindar dari virus Covid-19 ? Pertanyaan ini yang sering muncul dibenak saya, karena belum dibukanya saja sector pendidikan kasus pasien terkonfirmasi sudah melonjak naik apalagi jika mahasiswa sudah diperbolehkan berkuliah lagi, akankah kasus Covid-19 ini akan terkendali ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H