Lihat ke Halaman Asli

“Memory Sang Doktor, Gurunya Calon Guru (Bros Merah Jambu)”

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Allahummapaksa....belajar memperkosa diri sendiri..orang yang sering diperkosa pada awalnya akan kesakitan...semakin sering diperkosa, semakin sakit. Namun, pada akhirnya ketagihan dan akan meminta diperkosa.....

Begitulah cara belajar, pada awalnya harus memaksakan diri untuk melawan rasa malas, nantinya akan tumbuh rasa cinta untuk belajar, inti dari nasihat tersebut.... mengena dan penuh persepsi.

Itulah salah satu dari sejuta nasihatnya, Almarhum Dr. H. Y. Padmono, M. Pd. Beliau telah meninggalkan kami dengan sejuta pesan pada calon guru-guru di masa depan. Aku belajar menulis di kompasiana, di blog juga karena terinspirasi darinya. Selasa,10 April 2012, beliau pergi begitu untuk selamanya dari dunia ini, begitu cepat menurutku. Tak pernah terpikir olehku dan mahasiswa yang lain beliau akan pergi begitu cepat. Penyakit itu menggerogoti otaknya, aku sedih rasanya. Melihat otaknya, CPU dari kampus ini dioperasi oleh dokter-dokter. Terakhir aku bertemu dengannya jum'at, 30 maret 2012.... saat aku menjenguknya di rumah sakit ternama di kota keripik. Aku melihatnya terbaring di paviliun.... diranjang dengan sarung dan kaos putih..beliau tak berdaya dan hanya memijat-mijat kepalanya.....aku ingin menangis rasanya melihat beliau begitu tak berdaya....istri beliau begitu setia mendampinginya di sisi. Hatiku tergetar saat melihat infus, tabung oksigen itu menyentuh tubuhnya...aku begitu takut saat itu...ruang paviliun itu seakan memaksanya untuk terbaring di sana.... beliau yang terlihat sehat, selalu tenis lapangan di kampus, saat itu terbaring, hatiku sangat miris... beliau mengerang kesakitan sambil mengelus kepalanya lagi... akupun hanya menyentuh tangannya dan membetulkan selimut yang menutupi tubuhnya...beliau tentu menyadarinya saat itu namun, tetap menutup matanya karena rasa sakit itu....

Papa Padmono, itu nama gaul facebooknya dikalangan mahasiswa. Beliau dosen yang disegani mahasiswanya. Ganas, sangar, dan menakutkan saat pertama melihatnya..namun setelah mengenalnya pastilah rindu dan haus akan nasihat dan ilmu-ilmunya. Saat memberikan tugas kuliah..beliau memberikan berjuta persepsi yang berbeda...itulah belajar sebenarnya. Beliau dalam mendidik bukan menuangkan air ke dalam gelas yang kosong. Beliau menyuruh kita mengisi sendiri gelas kosong itu....setiap kuliah beliau jarang sekali menjelaskan mata kuliah yang diceritakan hanya pengalaman hidup yang membuat mahasiswa termotivasi...awalnya aku kaget dan heran dengan mata kuliahnya. Namun akhirnya aku tau, saat kuliah, saat memasuki kampus, bapak menganggap kita telah belajar....kita harus siap belajar. Dan dari nasihat nasihatnya pasti ada pelajaran yang terselip berkalitan dengan mata kuliah yang diajarkan....

Selalu tepat waktu, membela yang benar, keras dan tegas. Itulah kesehariannya....datang ke kampus tepat waktu...setengah tujuh pagi, pasti beliau sudah di kampus membaca koran ditemani rokoknya.... aku yang tinggal di asrama PGSD merasa begitu kehilangannya...4 tahun menimba ilmu bersamanya. Setiap ada klakson mobil terdengar dari jendela setengah tujuh pagi pastilah mobil beliau dari jendela asrama... mobil hijaunya yang selalu bertengger di depan lobi kampus...begitu khas...rasanya saat mobil itu tak ada lagi dan ada yang kurang. Kini, setiap aku menjemur baju di asrama rasanya ada yang hilang si hijau itu tak lagi bertengger di sana. Terkadang aku meneteskan air mata.

Saat kau datang ke asrama, memberikan wejangan pada warga asrama,,,senyum tawa candanya, mengalahkan keganasan dari sangar wajahnya...kami merasa begitu dekat dengannya...seperti anak kandungnya sendiri. Tapi kini kau takan pernah kembali ke asrama lagi....dan kampus ini.

"aku hanya merasa beliau sedang pergi dinas ke solo (surakarta) untuk beberapa hari, seperti kesehariannya saat masih disini. Namun, kusadari ternyata beliau sudah pergi dan takkan kembali"

Aku dan teman-teman merasa kehilangan sekali..PGSD kebumen berduka....juga orang-orang sekitar...kami adalah guru masa depan yang terinspirasi dari beliau.. sang Doktor telah pergi meninggalkan berjuta inspirasi....

Papa, semoga engkau tenang di sana...amalanmu, nasihatmu, dan ilmumu yang bermanfaat InsyaAllah memudahkanmu menggapai surgaNya...Dulu kau non muslim dan sampai detik akhir nafasmu, kau menjadi muslim sejati..... Aku sungguh bangga padamu, Papa....

Meski kau tak lagi disini...

namun kepribadianmu selalu mengena di dada ini..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline