Lihat ke Halaman Asli

Gerejaku Sayang Umatnya menumpang

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Impian setiap individu yang beragama adalah menjalankan ibadah di rumah ibadahnya. walaupun bisa dilakukan masing-masing di rumah. akan tetapi ada beberapa acara peribadatan yang tidak bisa dilakukan di rumah.

setiap individu pasti mempunyai impian akan rumah ibadahnya, dari mulai lokasi, bentuk, luas, dan sebagainya supaya dapat menjalankan ibadah tersebut dengan nyaman.

namun sayang, disini kami sulit sekali untuk mendirikan rumah ibadah. banyak kendala yang harus kami hadapi. mulai dari dana, perizinan, lokasi, masyarakat setempat dan mungkin masih banyak lagi.

mendirikan gereja di tengah-tengah masyarakat amatlah sulit. apa mungkin karena kami kaum minoritas? atau apa???

jangankan ingin mendirikan baru, yang sudah ada saja, kadang di rusak karena profokasi. lalu bagaimana caranya kami bisa menjalankan ibadah kami dengan layak dan tenang???

pada saat misa berlangsung. tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. karena keterbatasan fasilitas, banyak umat yang terkena imbasnya. di depan atau di belakang bangku mereka air turun dengan cerianya. membuat basah sekelilingnya.

yahhh... gerejaku becek, gerejaku di genangi air. itu jika hujan turun.

jika terik matahari menyengat, kami yang duduk di barisan belakang akan terbakar sinar matahari langsung. keringat membasahi badan.

yahhh.... gerejaku kering, gerejaku panas.

bagaimana mau fokus,tenang dan nyaman jika keadaanya seperti itu???

bukan berarti kami menginginkan gereja yang memiliki Pendingin atau Penghangat ruangan. yang kami inginkan hanyalah kelayakan tempat untuk beribadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline