BETARI
Di mandala yang jauh, seorang pria eksplisit dan malar,
Memulai pelawatan, hatinya semarga kelikir,
Meninggalkan juvenilnya, seorang bumiputri yang masih sangat prematur
Dan puspitanya tercinta, yang memiliki renjananya.
Dengan berat hati dan pikiran yang teguh,
Dia memulai lawatannya, meninggalkan tunasnya,
Untuk honorarium wangsanya,
untuk memastikan mereka berkujarat,
Si kirana dan berantanya, filantropi dalam peluhnya.
Dan suatu hari, ketika dia meretur ke graha peluhnya