Lihat ke Halaman Asli

Norbert Banusu

Kepala SMAS Frater Don Bosco Lewoleba

Komunitas Belajar Inspiratif, Mengapa Unggul dan Berdampak?

Diperbarui: 11 Oktober 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh:

Fr. Norbertus Banusu, CMM, M.Pd (Kepala Sekolah)

Reneldis Lengari, S.Pd, Gr (Guru/Ketua)

Paulina Ro'o Erap, S.Pd, Gr (Guru/Anggota)

 

1. Situasi: Gambaran Kombel 

Salam dan Bahagia. Jambore GTK 2024 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI mengangakat tema GTK Inspiratif, GTK Dedikatif dan Komunitas Belajar (Kombel) Inspiratif. Ketiganya sedang dalam tahapan pendaftaran dan akan diproses hingga diumumkan pada Hari Guru 25 November 2024. Komunitas Belajar adalah sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan yang belajar bersama dan berkolaborasi secara berkelanjutan dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Tulisan ini hendak berbagi tentang sebuah komunitas belajar yang digagas di sekolah kami. Komunitas ini berkegiatan dan berkesinambungan hingga hari ini. 

Komunitas Belajar SMAS Frater Don Bosco Lewoleba (Kombel SMATER Don Bosco Lewoleba), aktif sejak kami mulai bertugas memimpin sekolah ini pada T.P 2019/2020 hingga saat ini. Kami memiliki kebiasaan melakukan evaluasi diri sekolah secara rutin setiap akhir pekan, akhir semester dan akhir tahun pelajaran. Kami menganalisis capaian belajar peserta didik di kelas hingga capaian rapor mutu sekolah (sekarang disebut rapor satuan pendidikan). Kami memanfaatkan data observasi dan aktivitas pembelajaran guru setiap pekan, data rapor satuan pendidikan sebagai bahan refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi performa peserta didik dalam pembelajaran. Aktivitas ini rutin dilakukan pada akhir pekan terkait perkembangan belajar yang terlihat dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan para guru di kelas selama satu pekan.

Ada tiga (3) situasi pemantik yang mendorong aktivitas komunitas kami berjalan rutin hingga kini. Pertama adalah Hasil rapor mutu sekolah, khususnya performa literasi, numerasi, karakter peserta didik serta perbaikan kompetensi dan kualitas pembelajaran para guru. Kedua, Covid-19 dan penyesuaian model pembelajaran. Ketiga, perubahan kurikulum menuju merdeka belajar. Perubahan situasi dan kondisi ini sangat berpengaruh pada pembelajaran dan capaian belajar peserta didik. Hal yang sama juga menuntut kesiapan, kompetensi dan kualitas performa guru dalam melakukan penyesuaian, perbaikan dan perubahan.

Situasi dan kondisi ini membuat kami mulai sepakat melakukan beberapa aktivitas pada akhir pekan antara lain sharing best practice persiapan perangkat dan proses pembelajaran. Setiap guru bergiliran mempresentasikan rencana pembelajaran dan proses pelaksanaan di kelas. Guru lain terlibat mengelaborasi sharing guru yang tampil. Kami juga mengevaluasi proses belajar sepekan, berdiskusi, menemukan solusi bersama atas tantangan karakter yang ditemui dalam proses pembelajaran bersama peserta didik.

Selama masa Covid-19 kami sepakat melakukan penyesuaian antara lain, ada belajar daring, penugasan rumah, home visit. Kami juga berlatih bersama zoom meeting, google meet, google form, desain canva, AI, dll. Kami kami melakukan dengan cara peer tutorial antar guru tentang aplikasi IT tersebut. Kami menstimulasi belajar guru dengan lomba membuat video pembelajaran interaktif antar guru pada hari guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline