Pertandingan dua tim unggulan di grup F Euro 2024 berakhir anti klimaks. Portugal dan Turki yang sama-sama menang meyakinkan atas lawan-lawannya di laga pembuka diharapkan menyuguhkan duel seru nan panas. Apa hendak dikata, hasil akhir 3-0 untuk kemenangan telak Portugal seolah menunjukkan bahwa Turki, negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu bukan musuh sepadan bagi Ronaldo cs.
Alih-alih tampil menawan seperti kala menaklukkan Georgia 3-1, Hakan Calhanoglu dkk dipaksa bertahan, tak mampu mengembangkan permainan sejak peluit panjang dibunyikan. Gol Bernado Silva di menit ke-21 merupakan puncak dari gelombang serangan Portugal dari sayap kiri. Di saat hendak menyamakan kedudukan, datang insiden konyol di menit ke-28. Portugal membangun serangan cepat dari sisi kanan dan entah bagaimana bek kanan Joao Cancelo tiba-tiba sudah berada dekat kotak penalti Turki, siap memberikan umpan manja ke Ronaldo yang berlari kencang di antara dua bek.
Rupanya ada salah pengertian. Ronaldo yang awalnya hendak ke kanan, tiba-tiba melambat lalu bergerak ke kiri. Cancelo yang mengira Ronaldo bakal menyambut umpannya di kanan terlanjur melepas umpan. Bola pun terbuang sia-sia. Kamera menyorot keduanya yang nampak berdebat. Ronaldo mungkin berpikir jika ia ke kanan bakal terkena offside sedangkan Cancelo merasa umpannya dilepas di momen tepat sehingga tak mungkin offside. Mengapa lagi Ronaldo harus ke kiri? Tentu saja keduanya kecewa sebab merasa sama-sama benar. Memang tak mudah ya mempunyai feeling yang sama. Meski pengambilan keputusannya hanya berbeda sepersekian detik namun efeknya berbeda jauh.
Eh, di saat penonton merasa kecewa, tiba-tiba teriakan komentator mengagetkan. Bagaimana tidak? Bola yang seratus persen aman dalam penguasaan bek Turki tiba-tiba masuk ke gawang mereka sendiri, membuahkan gol bunuh diri dan menjauhkan keunggulan Portugal menjadi 2-0. Cancelo dan Ronaldo memang salah paham namun salah paham yang terjadi antara bek Turki Samet Akaydin dan kiper Altay Bayindir sungguh konyol.
Bahkan kamera utama tak menangkap momen gol konyol ini sebab masih asyik menyorot Cancelo dan Ronaldo yang berdebat di bagian lain lapangan sana. Semuanya jadi jelas dalam tayangan ulang. Bola di kaki sang bek diumpan pelan kepada kipernya. Apa daya, sang kiper ternyata salah posisi di mana ia terlanjur maju. Alhasil, bola pun mengarah pasti ke gawang kosong! Sang kiper yang sadar akan posisinya segera balik arah berlari hendak menahan bola. Bek kanan Zeki Celik yang lebih dulu menyadari situasi juga berlari sekuat tenaga hendak menghalau, namun laju bola lebih cepat dari lari mereka. Meski sempat dihalau keluar namun bolanya dinyatakan sudah melewati garis gawang. Jadilah itu sebagai gol teramat konyol yang bahkan mustahil terjadi di pertandingan antar kampung. Fabrizio Romano, si jurnalis sepak bola ternama itu bahkan mengunggahnya di laman medsosnya dengan kata-kata penuh heran "Gol bunuh diri terbaik sepanjang masa?!"
Dunia pun begitu cepat berbalik buat Ronaldo dan Cancelo. Hanya berselang beberapa detik, keduanya berhadap-hadapan dengan ekspresi kontras. Beberapa detik yang lalu keduanya masih berdebat, eh, sekarang keduanya berpelukan riang merayakan keunggulan mereka atas sang musuh.
Tak salah memang jika disebut bahwa sepak bola adalah panggung drama yang jalan ceritanya tak mudah ditebak. Lompatan-lompatan tak terduganya, bahkan hanya berselang detik, menciptakan kisah memukau yang memproduksi dua sisi emosi: bahagia dan sedih dalam waktu bersamaan. Sepak bola adalah penghibur paling populer di muka bumi dan para pemainnya adalah kreator brilian, bagai pendongeng ulung yang terus memeriahkan dongengnya dengan bisikan-bisikan cerewet serta memancarkan kekuatan dan kejelasan hasil akhir, tak peduli hal itu membuat para pendengarnya begadang sepanjang malam. Sepak bola memang konsisten menyenangkan, meski ia menggerus jam istirahat penikmatnya.
JAVARIO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H