Lihat ke Halaman Asli

Puding Bisna Chisu, Mahasiswa UNNES Membuat Inovasi Menu PMT Anak

Diperbarui: 19 Juni 2024   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Penyuluhan

Mahasiswa UNNES melakukan PKL di Puskesmas Candilama. Selama PKL di Puskesmas, mahasiswa diberi tugas melakukan pengukuran antropometri, melakukan pengukuran fisik klinis, menginput data di laman simpus. Mahasiswa juga diajak aktif mengikuti kegiatan seperti pemeriksaan kegiatan di Sekolah-sekolah, melakukan pengukuran biokimia dan konseling gizi di kegiatan lawang sewu serta ikut serta dalam kegiatan di Posyandu. 

Ketika ikut serta dalam kegiatan di Posyandu, mahasiswa melakukan penyuluhan besar terkait Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu Mekarsari. Mahasiswa tersebut bernama Cristi Siwi Larasati, Norbertha Verenia Amada Yosika, Tegar Adi Prayuga, Elizabeth Juliana D dan Yustina Pratiwi. 

Kegiatan penyuluhan besar ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dan kerja nyata mahasiswa kepada masyarakat selama menjalankan PKL dalam waktu 2 minggu.   Mahasiswa-mahasiswa tersebut membuat inovasi menu baru bernama Puding Bisna Chisu (Puding biskuit buah naga keju susu), puding ini memiliki rasa yang manis dan gurih sehingga anak-anak cenderung menyukainya. Rincian nilai gizi untuk 20 porsi yaitu 6365 kkal energi, 208.5 gram protein, 223.5 gram lemak, 864.9 gram karbohidrat. Sedangkan kandungan gizi dalam satu porsi yaitu 317.05 kkal energi, 10,42 gram protein, 11.16 gram lemak, 43.24 gram karbohidrat.

Puding Bisna Chisu


Penjelasan terkait cara membuat dijabarkan setelah memberikan penyuluhan terkait kategori status gizi anak; weight faltering beserta penyebab dan ciri-cirinya; pengertian, syarat dan prinsip, manfaat, contoh PMT yang tepat dan tidak tepat serta tips membuat PMT. Tujuan pemberian resep PMT untuk mencegah dan menanggulangi kejadian weight faltering yang masih banyak ditemukan pada Puskesmas Candilama. 

Para ibu balita antusias mendengarkan penyuluhan terkait menu PMT ini dan mengajukan beberapa pertanyaan. Seorang ibu bertanya, "mba mba, itu di leaflet ada menu spaghetti untuk menu PMT yang tepat. Itu sama aja mie bukan ya? Berarti boleh mie ya?" Lalu Siwi Menjawab ''walau bentuknya mirip, namun bahan pembuatannya berbeda kalau spaghetti terbuat dari tepung gandum sedangkan mie umumnya terbuat dari tepung terigu. 

Mie yang diberikan kepada anak lebih baik jika dibuat sendiri dengan kreasi tambahan seperti selain tepung terigu ditambahkan sayuran dalam adonannya'', Norbertha menambahkan, "Bahan dari mie yang dibuat sendiri lebih pasti dan aman karena selain bisa dikreasikan dengan sayur, mie bisa ditambahkan kandungan gizi lainnya seperti daging ayam, daging sapi. Warna mie juga dapat dikreasikan dari warna yang terdapat dari sayur yang dicampurkan". Elizabeth menambahkan ''Selain itu, mie instan yang ada dipasaran terdapat bumbu yang banyak mengandung pengawet dan natrium, oleh sebab itu bumbu yang digunakan perlu diganti dengan bumbu dapur seperti bawang putih, bawang merah, merica, ketumbar, dan lainnya menyesuaikan dengan selera anak''.

Ibu lainnya bertanya, "mba, bisa diganti ubi kan ya bagian bawahnya ga harus biskuit?" Yustina menjawab, "Bisa, Bu. Bisa juga diganti yang lain seperti kentang, jagung, singkong dan sebagainya."  Salah satu ibu kader bertanya, "mas mba, ini kan tadi di penyuluhan materinya ada menjelaskan bahwa makanan selingan yang kurang sehat ada permen permen yang seperti ini ya, wah saya kan usaha warun nih. Makanan yang kayak gini yang laris dibeli anak anak, mereka suka. Berarti saya sebaiknya berhenti jualan ini saja ya mas mba?" Tegar menjawab, "wah iya Ibu, itu memang kurang sehat" Kemudian salah satu CI kami, bu Afifah menambahkan kesan, "wah terima kasih banyak Ibu sudah peduli dan justru berniat berhenti menjual jajanan yang kurang sehat meskipun ramai pembeli". Lalu Ibu itu menjawab, "Iya dong bu, harus. Saya kan Kader". 

Kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik. Hasil dari kegiatan penyuluhan menunjukkan bahwa ibu ibu balita tersebut mengalami peningkatan pengetahuan persentase N-gain sebesar 69,8% (cukup efektif). Oleh sebab itu, perlu adanya kegiatan penyuluhan lanjutan oleh para kader di Posyandu Mekarsari maupun pihak Puskesmas Candilama untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan pengetahuan para ibu yang ada di kawasan kelurahan Karanganyar Gunung akan pentingnya membuat PMT sendiri, sehingga para ibu juga tidak hanya bergantung pada PMT dari Puskesmas yang diberikan setiap seminggu sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline