PENDAHULUAN
Pendidikan ialah salah satu aspek yang sangat mendasar untuk memajukan suatu negara. Baik atau bruruknya Kualitas Pendidikan menjadi standar keberhasilan dari suatu negara dalam menjalankan pemerintahannya. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas Pendidikan suatu negara diantarnya faktor kurikulum, pendidik, fasilitas,dan sumber belajar. Pendidik memiliki kontribusi penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran didalam kelas. Pendidik dapat melakukan pembelajaran yang mengutamakan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
Pendidikan Indonesia tidak bisa berkembang dikarenakan guru menggunakan metode yang cenderung monoton dan tidak meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siwa. Menurut pernyataan Kusumaningtias (2013). beliau menerangkan jika rekonstruksi mutu pembelajaran mampu melaksanakan perbaikan sistem yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, dalam cara belajar mengajar, salah satunya ditempuh dengan perbaikan sistem yang dilaksankan oleh guru dalam membimbing. pemakaian cara yang pas mampu menaikkan kemampuan serta efektivitas dalam metode berlatih mengajar. bukti yang banyak ditemukan metode membimbing guru yang kurang berbagai macam dan cendurung monoton, rata-rata guru memakai sistem ceramah serta tanya jawab. tidak cuma itu, guru belum menggunakan keahlian yang dipunyai murid secara maksimal.
Model pembelajaran sangat beragam untuk memperbaiki kualitas, menurut pandangan Ejin (2016) beliau menyatakan bahwa Guru perlu bisa mengganti kebiasaan dan membuat inovasi terkini dalam pembelajaran. Mengganti Kelaziman yang sebelumnya murid yang cuma memeroleh teori dari guru, kini guru menginovasi dengan membimbing murid dalam tim guna memahami konsep dengan cara mendasar. Salah satu inovasi itu ialah memakai pembelajaran yang sistem terpusat pada kegiatan siswa dalam pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis karena system pemecahan masalahan.
Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang sesuai guna melatih siswa berpikir kritis sebab siswa bisa merumuskan permasalahan, menganalisis, mengevaluasi buat mencari pemecahan dari kasus. Susanti, A. dan Suwu, S. E. (2016) beliau melaporkan kalau PBL merupakan pendidikan bisa meningkatkan keahlian berpikir kritis siswa, lewat bertanya serta menanggapi persoalan, menganalisis dan membongkar kasus baik secara kelompok ataupun individu. Sebaliknya Hmelo-Silver& Barrows (2006) melaporkan kalau permasalahan yang mencuat dalam pendidikan melalui pemecahan masalah merupakan soal-soal yang diberikan tidak mempunyai jawaban yang tunggal, maksudnya siswa wajib ikut serta dalam eksplorasi dengan sebagian pemecahan jawaban. Keterlibatan siswa dalam aktivitas pendidikan menggunakan model tersebut bisa membantu meningkatkan keahlian berpikir kritis siswa, sebab pada aktivitas pemecahan masalah yang diberikan dan siswa ikutserta penuh dalam aktivitas proses pendidikan lewat pemecahan permasalahan di sekolah. Pada aktivitas menggunakan pemecahan masalah atau PBL siswa bisa meningkatkan keterampilan berpikir kritis selaku langkah dalam menuntaskan permasalahan dan sanggup mengambil kesimpulan bersumber pada apa yang mereka pahami.
Jadi model PBL adalah versi perolehan pengetahuan yang memusatkan kegiatannya pada siswa dengan memprioritaskan masalah dalam bentuk fenomena di sekitarnya untuk referensi manfaat pengetahuan dan gagasan melalui kemampuan berpikir kritis dalam memperbaiki masalah.
Model pembelajaran melalui pemecahan masalah bisa melatih berpikir kritis, Bagi Van Gelde (2005) dan Willingham (2007) mereka berpendapat jika pemikiran kritis merupakan keahlian serta kecenderungan seorang guna menciptakan serta melaksanakan asesmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada data bukti dalam Eggen serta Kauchak, (2012). Maulana (2008) melaporkan jika, seorang bisa mengendalikan membiasakan, mengganti, ataupun membetulkan pikirannya karena peran berpikir kritisnya, sehingga ia bisa mengambil keputusan untuk berperan lebih tepat. Bersumber pendapat diatas, maka berpikir kritis merupakan ketrampilan dalam menafsirkan suatu permasalahan melalui proses merencanakan solusi, menarik kesimpulan, mengevaluasi pada penyelesaian masalah. Beberapa proses tersebut ialah mempengaruhi keahlian dalam berpikir kritis.
PEMBAHASAN
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, maka penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi "Merokok dan Kesehatan" bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk menyelesaikan rendahnya keterampilan berfikir kritis peserta didik di dalam pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi:
KEGIATAN PENDAHULUAN