Lihat ke Halaman Asli

Kesombongan Sang Jendral

Diperbarui: 14 Mei 2017   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di sebuah daerah di pulau jawa terdapat sebuah kerjaan yang sangat berkuasa yang di pimpin oleh raja yang sangat otoriter. Raja ini memiliki seorang jendral yang meiliki segala kemampuan dari ilmu kanuragan taktik perang yang jitu, sayang nya di balik kekuatan itu jendral tersebut sangat sombong. 

Sang jendral mengatakan tidak ada satu manusia  didunia ini yang dapat mengalahkan dia selain dewa, semua kerajaan di taklukkan oleh jendral. Selama berperang sang jendral tidak pernah ada belas kasihan kepada siapapun dari anak-anak, perempuan hingga petanipun di penggal apabila tidak sesuai dengan keinginan nya. 

Pada saat itu ada sebuah kerajaan yang belum di taklukkan oleh sang jendral, sang raja menitahkan sang jendral untuk menguasai kerajaan kecil tersebut. Sang jendral pun di panggil untuk menghadap sang raja, wahai baginda raja ada apa gerangan kau memanggil hamba. Jendral aku ingin menaklukkan sebuah kerajaan terpencil yang ada di utara karena saya lihat potensi sumber daya alam nya sangat melimpah. Baik baginda raja saya akan berangkat ke utara dengan membawa 50 pasukan saja, dalam waktu 1 hari saya akan menaklukkan kerajaan tersebut. 

Berangkatlah sang jendral dengan 50 prajurit kepercayaan nya,  dalam tempo waktu 2 hari sang jendral hampir memasuki wilayah kerajaan tersebut.  Dia melewati desa yang memiliki sawah serta perkebunan yang subur, ternak-ternak yang gemuk. Ternyata benar apa yang di katakan sang raja kearjaan itu mempunyai potensi yang sangat bagus, sang jendral pun bertanya kepada penduduk setempat. Siapakah pemimpin di desa ini, di tunjuk rumah kades di desa itu.  Hai kades apakah kau ingin bergabung dengan kerajaan ku? Tanya sang jendral.  Tidak tidak kami sudah damai dan sejahtera dengan kerajaan utara kenapa harus bergabung dengan kerajaan engkau ya jendral. Kalau kau tidak menurut akan ku penggal, di hunus lah pedang sang jendral kepada sang kades, Seketika sang kades pun mati di tangan sang jendral.

Suasana pun makin hening, disuasana keheningan sang jendral pun Berkata siapapun yang akan melawan saya akan bernasib seperti kades ini. Saya akan bermalam disini tolong sediakan makanan dan rumah bagi saya serta prajurit saya untuk bermalam disini. Seluruh warga pun menyiapkan makanan bagi sang jendral dan prajurit nya. 

Pada saat kekenyangan sang jendral dan prajuritnya tertidur, warga pun berkumpul suatu tempat.  warga pun mencari siasat untuk membunuh sang jendral, kalau pun bertarung secara terbuka tidak mungkin warga desa dapat mengalahkan nya. disaat kegaduhan muncul lah seorang pemuda yang menjelaskan bagaimana cara mengalahkan nya.  Pemuda itu berbicara kita harus terlihat lemah di hadapan sang jendral, tapi disaat sang jendral lemah kita dapat menyerang beliau. Muncul lah ide untuk meracun sang jendral dari pemuda itu,  dibuat lah rancun dari tanaman yang ada di desa tersebut. 

Matahari muncul dari ufuk timur sang jendral bersiap untuk bergegas menuju kerajaan utara. Sebelum berangkat sang jendral diberikan tuak berserta makan pagi, tanpa sepengetahuan sang Jendral pemuda itu telah mencampurkan racun di minuman sang jendral tersebut.  Sang jendral dan pasukan nya pun meminum racun itu, tiba-tiba tubuh sang jendral yang gagah berotot lemas tak berdaya, untuk bangun pun sang jendral tidak bisa. Siasat itulah semua warga desa menyerang pasukan sang jendral, sang jendral tidak bisa menyelamatkan pasukan nya. Akhirnya sang jendral di bunuh secara di siksa oleh warga desa. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline