Lihat ke Halaman Asli

Keindahan di Balik Gumuk Pasir

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1357207517686118007

Indonesia merupakan Negara yang dikaruniai keindahan alam yang melimpah. Baik keindahan di darat dengan hutannya yang luas, maupun keindahan perairan dengan banyaknya pantai dan laut yang indah. Sudah banyak pantai-pantai yang terekspose ke khalayak umum, namun tak sedikit pula yang masih sedikit diketahui dan tak kalah indah.

Pantai Rawa merupakan salah satu contoh pantai yang belum banyak diketahui, kecuali oleh masyarakat sekitar. Terdapat di desa Lembupurwo, kecamatan Mirit, dan merupakan bagian selatan dari kabupaten Kebumen. Bisa ditempuh dengan alat transportasi bermotor, karena akses jalan menuju pantai ini sudah banyak diperbaiki. Tetapi warga sekitar lebih senang menggunakan sepeda onthel, motor, ataupun truck untuk menuju ke pantai Rawa.

Berjarak sekitar tiga kilometer dari Jalan Daendeles, kita akan disuguhi dengan pemandangan berupa hamparan sawah, tanah berpasir, nuansa pedesaan yang kental, dan suasana yang jauh dari perkotaan. Ini karena, warga sekitar banyak yang bermata pencaharian sebgai petani, peternak, dan nelayan. Beberapa rumah di sepanjang jalan menuju pantai banyak dihiasi dengan pohon bambu, pohon melinjo, dan patok kayu tempat menematkan sapi piaraan.

Jalanan yang teduh akan membuat kita merasa nyaman, karena banyak pepohonan yang tumbuh. Namun, saat jarak sudah semakin dekat dengan pantai, pepohonan tinggi sudah jarang. Disinilah nuansa laut mulai terasa. Aroma pantai yang samar-samar amis, angin yang kencang, tanah yang tertutup pasir, deburan ombak, serta pohon-pohon yang lebih pendek. Ini akan mulai dirasakan saat jarak sekitar satu kilo meter dari pantai.

Tidak seperti pantai kebanyakan, dimana tempat parkir sangat dekat dengan pantai. Disini, kita akan diajak berjalan oleh alam dan menitipkan kendaraan di parkiran. Jarak yang perlu ditempuh dari tempat parkir sekitar empat ratus meter. Kita akan menemui tiga gumuk pasir dengan kemiringan yang bermacam-macam. Gumuk-gumuk ini merupakan tumpukan pasir yang membentuk sepeti bukit yang memanjang, dengan tinggi sekitar dua meter.

Di gumuk pertama, suara deburan ombak sudah sangat jelas dan aroma pantai juga lebih kental tercium. Samar-samar ombak yang pasang surut mulai terlihat. Sepanjang mata memandang, kita akan melihat hamparan pasir hitam yang berkilauan saat diterpa sinar matahari. Ada beberapa tanaman yang hanya hidup di pantai, bentuknya seperti landak dengan duri yang panjang dan pusat yang hanya berdiameter sekitar dua centimeter. Ia akan menggelinding saat tertiup angin, seakan berjalan dengan duri-durinya.

[caption id="attachment_218104" align="aligncenter" width="300" caption="dibalik gumuk pertama"][/caption]

Di gumuk yang kedua inilah mungkin asal muasal nama Pantai Rawa terbentuk, atau oleh masyarakat sekitar lebih sering disebut Rowo. Dibalik gumuk ini terdapat genangan air seperti rawa-rawa dengan air payau dan ditumbuhi semak-semak belukar. Terdapat satu kubangan air yang besar, ini yang paling besar, karena yang lainnya seperti sungai-sungai kecil saja. Yang ini memiliki kedalaman hampir dua meter jika kita berenang ke bagian tengah. Oleh masyrakat, ini disebut dengan Segoro Anakan.

[caption id="attachment_218105" align="aligncenter" width="300" caption="rawa-rawa di balik gumuk kedua"]

1357207740340017908

[/caption]

Segoro yang dalam bahasa jawa berarti laut, sedangkan anakan merupakan anak dari induk laut yang sebenarnya. Jadi mungkin maksudnya, Segoro Anakan merupakan anak dari laut Rawa. Airnya juga payau, sering dijadikan tempat berenang oleh pengunjung karena airnya segar dan bersih. Di dasarnya banyak kita jumpai rumah undur-undur, sejenis kecomang yang berjalan mundur.

[caption id="attachment_218106" align="aligncenter" width="300" caption="segoro anakan"]

13572078082066624190

[/caption]

Tidak hanya itu, disamping Segoro Anakan terdapat hutan cemara yang meneduhkan. Sehingga pengunjung bisa besantai dan beristirahat disini. Menurut plang yang tertulis, hutan ini merupakan hasil dari proyek KKN UGM 2005. Ini menambah keindahan pemandangan di pantai. Berjalan semakin dekat dengan pantai, di balik gumuk ketiga stelah melewati hutan cemara, kita akan melihat hamparan laut tanpa batas yang seakan menyatu dengan langit.

[caption id="attachment_218107" align="aligncenter" width="300" caption="hutan pinus"]

1357207851359598966

[/caption]

Di gumuk ini, berjajar beberapa gazebo sederhana dari tiang bambu dan atap daun kelapa. Ada pula kapal-kapal nelayan yang sedang tidak dipakai. Benar-benar tidak ada pemandangan lain selain hamparan laut dengan deburan ombaknya. Tiak ada batu karang berdiri kokoh selayaknya di beberapa pantai lain di Jawa. Ombak disini cukup besar, sehingga tidak diiinkan melakukan penyelaman, tetapi pengunjung boleh berenang di pinggiran laut. Airnya sangat menyegarkan di bawah cuaca yang terik.

[caption id="attachment_218108" align="aligncenter" width="300" caption="bentangan laut selatan"]

13572079101012154485

[/caption]

Inilah bagian kecil yang indahdari Samudera Hindia yang menghampar luas. Menurut letak geografis, laut ini merupakan bagian dari Samudera Hindia, dan jika berlayar ke tenggara, akan kita jumpai daratan Australia. Layak untuk dikunjungi, terlebih jika pemerintah mau lebih mengurus pantai ini agar lebih dijaga dan dirawat agar tetap lestari. Tentunya masyrakat sekitar juga perlu menjaganya.

sumber foto : foto pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline