Lihat ke Halaman Asli

Nopia Fitri Ayu 119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Akhlak Muslim

Diperbarui: 26 November 2023   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan akhlak berasal dari dua kata yaitu kata "Pendidikan" dan "Akhlak". Kata "Pendidikan" dalam Al-Qur'an disebut tarbiah (pendidikan). Kata tarbiah berasal dari kata rabwah yaitu bukit, dataran  dan bongkahan materi yang artinya mengembangkan potensi individu agar mendapat tempat  istimewa di hadapan Allah SWT. Potensi-potensi tersebut terbagi menjadi empat yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (jiwa), kognitif (sikap dan tekad), dan ranah gerak. Sedangkan kata "Akhlak" yaitu sifat-sifat alamiah yang terkandung dalam jiwa, yang secara spontan menghasilkan perbuatan baik atau buruk. Berbicara tentang pendidikan akhlak umat Islam berarti upaya membentuk perilaku  sesuai  standar Islam, yaitu mengutamakan aspek ketuhanan, nilai-nilai kehidupan dan standar dalam masyarakat. 

Dalam Islam, akhlak merupakan cerminan  keimanan seseorang. Apabila seseorang mempunyai pemikiran yang selalu mengharap keridhaan Allah dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka orang tersebut mempunyai akhlak yang baik. Islam juga menekankan bahwa pendidikan akhlak Islami harus diajarkan, diwujudkan dan dicontohkan sejak  dini karena  akan lebih mudah bagi anak untuk menghafal, meneladani dan menanamkan budi pekerti baik yang dilihatnya. Sebagai seorang manusia, khususnya sebagai seorang muslim, diperlukan pendidikan akhlak Islami yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain metode pendidikan akhlak dalam keluarga, metode pendidikan akhlak di sekolah, dan metode pendidikan akhlak di masyarakat.  

Proses pendidikan akhlak yang pertama bermula dari keluarga, karena bersifat alamiah, sehingga merasuk ke dalam jiwa dan membentuk sifat dasar pribadi. Merujuk dari buku Akhlak Tasawuf, pendidikan akhlak dalam keluarga dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama, metode penegasannya adalah dengan mendengarkan kalimat tauhid pada saat anak lahir, bahwa awal mula Islam ditanamkan pada manusia. Kedua, metode uswatun-hasanah, yaitu memberikan keteladanan yang baik dalam segala hal, termasuk ilmu, emosi, spiritualitas, kehidupan pribadi dan sosial. Metode mendongeng yang ketiga adalah dengan memberikan informasi menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak melalui bercerita. Keempat, metode membaca, yaitu pengenalan tulisan dan  minat membaca anak sedini mungkin. 

Selain itu, pendidikan moral di sekolah  sangat mempengaruhi perilaku masyarakat. Kualitas tenaga pengajar atau guru agama, kurikulum pendidikan agama dan lingkungan sekolah dapat dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan moral di sekolah. Selain itu, proses pendidikan moral dapat dilakukan di masyarakat  dengan cara mengajarkan masyarakat untuk lebih bijak  memilih apa yang baik atau buruk untuk ditiru. Metode pendidikan akhlak ini memungkinkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan positif seperti mengaji, pertemuan taklim dan masjid remaja.  

Pendidikan dinilai mempunyai peranan penting dalam mendidik generasi penerus bangsa. Bersama dengan pendidikan diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia yang berkualitas, bertanggung jawab, dan mampu meramal masa depan. 

Akhlak adalah budi pekerti, sopan santun, tingkah laku atau tata krama. Jadi barakhlak dapat diartikan sebagai pembeda antara yang baik dan yang jahat.  Akhlak yang sesuai dengan akal dan syariat disebut akhlak yang mulia dan baik, sedangkan akhlak yang tidak sesuai dengan akal dan syariat disebut akhlak yang menyimpang dan buruk yang hanya bersifat menipu. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas akhlak dan budi pekerti merupakan buah keimanan dan kedamaian dalam pengembangan agama yang benar. Pendidikan akhlak yang baik dilandasi oleh keimanan yang kuat, sehingga keimanan sangatlah penting.  

Tujuan utama pendidikan akhlak Islam adalah agar manusia hidup dalam kebenaran dan selalu mengikuti jalan yang benar. Akhlak mulia merupakan tujuan pendidikan akhlak Islam. Perilaku atau kepribadian seseorang sangat penting  karena aspek inilah yang  menentukan jati diri seseorang. Baik dan buruknya dapat dilihat dari tingkah laku manusia.

Dengan demikian, seiring dengan proses pendidikan akhlak umat Islam, niscaya akan terdapat tantangan-tantangan yang menjadikan akhlak seseorang menjadi kurang baik. Dua faktor yang melatarbelakangi kemerosotan akhlak manusia adalah faktor dalam diri (diri sendiri) dan faktor luar (sosial). Pertama, faktor internal meliputi seseorang yang hanya mengetahui informasi moral tetapi tidak menyerapnya, seseorang yang hanya berbicara tentang moral tetapi tidak melakukan apa yang dikatakannya, dan seseorang yang mempunyai masalah dengan dirinya sendiri. Kedua, faktor eksternal dipengaruhi oleh kondisi sosial atau lingkungan yang buruk sehingga mempengaruhi akhlak seseorang. Padahal, kepribadian seseorang merupakan cerminan dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,  pendidikan akhlak Islam memerlukan keimanan, ilmu atau akal, ibadah, niat yang kuat dan pribadi yang mau memperbaiki diri.

Penulis : Nopia Fitri Ayu dan Hamidullah Mahmud.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline