Dalam kehidupan sehari - hari, dapat kita jumpai orang - orang yang memberi perlakuan berbeda, bahkan termasuk menyimpang, kepada orang - orang yang menyukai budaya Jepang. Istilah wibu seringkali dilontarkan bagi mereka dan tentunya sudah tidak asing bagi telinga kita. Sebenarnya, apa pengertian dari wibu itu sendiri?
Mengutip dari Wikipedia, wibu atau japanofilia adalah ungkapan yang ditujukan kepada seseorang terutama orang-orang Barat yang menyukai budaya populer dari Jepang. Kata wibu sendiri berasal dari kata weeaboo yang diserap ke bahasa Indonesia.
Kata weeaboo pertama kali digunakan pada forum 4chan untuk menggantikan kata wapanese yang diblokir oleh forum tersebut. Kata wibu itu sendiri lambat laun menyebar ke seluruh penjuru dunia, membawa keterikatan yang kuat terhadap budaya Jepang, khususnya bagi para penonton animasi Jepang atau yang lebih dikenal dengan sebutan anime.
Di beberapa laman media sosial, wibu sering dibuat meme karena beberapa orang yang menyukai anime dihubungkan dengan seseorang yang berperilaku aneh karena terinspirasi dari gerakan atau perilaku dari karakter anime yang mereka tonton. Oleh karena itu, banyak orang menganggap wibu sebagai sesuatu hal yang negatif.
Banyak orang yang sebenarnya hanya ikut-ikutan saja tidak menyukai wibu. Mereka adalah orang asing dan dianggap sulit untuk berbicara. Hal ini bisa terjadi karena kata wibu sendiri sudah memiliki makna negatif di masyarakat, dan siapa saja yang menyukai bahasa Jepang dianggap jelek. Parahnya lagi, orang-orang langsung dicap wibu hanya karena mereka suka menonton anime dan belajar bahasa Jepang. Faktanya, itu tidak selalu benar.
Pada dasarnya, tidak semua penikmat budaya Jepang terutama animasinya dapat dikaitkan dengan stigma negatif. Ada beberapa orang yang memang menikmati animasinya untuk memperluas wawasan dan mencari inspirasi di bidang tertentu.
Salah satu anime yang berjudul "Hataraku Saibou" karya Akane Shimizu, animasi tersebut memberikan para penontonnya wawasan mengenai anatomi dan fungsi organ yang ada di tubuh manusia. Tidak hanya itu, anime yang berjudul "Dr. Stone" memberikan penontonnya wawasan mengenai fisika dan kimia yang dikemas dengan drama karangan Riichiro Inagaki.
Hal ini menunjukkan bahwa animasi yang mereka tonton tidak hanya berisi tentang drama tetapi juga berisi tentang wawasan.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwasanya menyukai budaya Jepang bukan merupakan suatu hal yang aneh. Menyukai budaya Jepang sama saja dengan menyukai budaya negara lain, yang di setiap negaranya tentu memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.
Maka dari itu, kita tidak boleh membeda-bedakan perilaku kita terhadap semua orang. Namun apabila tindakan dari mereka sudah berlebihan, hal yang dapat kita lakukan adalah mengingatkan saja, bukan dengan mencemooh dan memandang sebelah mata.