Porsche, salah satu produsen mobil sport terkenal, telah berinovasi dengan menciptakan bahan bakar sintetis atau synthetic fuel. Bahan bakar ini diklaim sebagai solusi yang ramah lingkungan untuk kendaraan bermesin konvensional atau ICE (Internal Combustion Engine). Bahkan, kita juga tidak perlu memodifikasi mesin kendaraan kita untuk menggunakan synthetic fuel, karena syntethic fuel ini merupakan pengganti langsung bahan bakar fosil.
Porsche Synthetic Fuel, atau yang biasa disebut e-fuel, merupakan sebuah bahan bakar yang diciptakan melalui proses elektrolisis. Bagaimana proses elektrolisis dalam pembuatan bahan bakar inovatif ini bekerja secara kimiawi ? Pertama-tama, kita harus mengetahui dulu apa itu proses elektrolisis. Elektrolisis merupakan serangkaian proses kimia yang mengubah listrik menjadi energi kimia. Mungkin teman-teman semua bertanya, "apa hubungannya proses tersebut dengan bahan bakar ?". Ternyata, arus listrik pada proses ini digunakan untuk memecah molekul air (HO) menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O). Yuk, kita cari tahu lebih lanjut tentang proses elektrolisis tersebut.
Dua reaksi utama pada proses elektrolisis yaitu :
Katoda : Di elektroda negatif atau yang kita kenal sebagai katoda, ion hydrogen yang didapat dari air menerima elektron dan membentuk gas hidrogen:
2H2O+2eH2+2OH2H2O+2eH2+2OH
Anoda : Di elektroda positif atau anoda, ion hidroksida (OH) kehilangan elektron dan membentuk oksigen:
4OH2H2O+O2+4e4OH2H2O+O2+4e
Nah, proses elektrolisis yang terjadi menghasilkan gas hidrogen sebagai salah satu produknya. Gas hidrogen tersebut yang nantinya akan digunakan dalam proses berikutnya, yaitu penggabungan Hidrogen dengan karbon dioksida (CO). Bagaimana karbon dioksida tersebut didapatkan ? Karbon dioksida tersebut ternyata diekstraksi dari udara melalui proses sintesis Fischer-Tropsch, untuk menghasilkan metanol sintetis. Proses ini merupakan kunci dari pembuatan bahan bakar sintetis buatan Porsche.
Oiya, energi listrik yang digunakan juga berasal dari sumber yang terbarukan loh. Porsche mendirikan fasilitas pembuatan synthetic fuel pertamanya di negara Chili, yang mana memiliki kondisi angin yang optimal, untuk memanfaatkan tenaga angin dalam proses elektrolisis ini. Sehingga, baik produk maupun prosesnya sudah terjamin minim polusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H