Lihat ke Halaman Asli

Naufal AR

BLOG EDUKAASI

Sang Penginspirasi Terciptanya Lensa, Kamera, dan Ilmu Optik Modern

Diperbarui: 6 Januari 2020   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Ilmu optik merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari teori cahaya dan karakteristiknya. Manusia dalam berbagai aktivitasnya sangat membutuhkan ilmu tersebut, misalnya ahli Astronomi menyelesaikan masalah dalam perbintangan dan prakiraan cuaca, membuat penelitian untuk menemukan sebuah mikroba bagi para ilmuan sains.

Tidak dipungkiri dalam berbagai aktivitas manusia pun ikut melibatkan peran ilmu optik. Dengan demikian, ilmu optik memiliki peran yang sangat penting untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Konstribusi penemuan tersebut dalam bidang ilmu pengetahuan tentu berkaitan dengan sosok ini. Tahukah kamu sosok ilmuwan yang menemukan ilmu optik? Pasti kamu mengira bahwa sosok tersebut ialah Isaac Newton, atau Roger Bacon, atau ilmuwan-ilmuwan Barat lainnya. Memang benar para ilmuwan tersebut memiliki kontribusi terhadap perkembangan ilmu optik.

Namun, ada juga sosok penemu yang jarang kita ketahui yang dijuluki sebagai "Bapak Optik", dia bernama Ibnu Haitham.

Ibnu Haitham merupakan seorang ilmuwan Muslim yang berasal dari Irak. Ia menulis sebuah buku yang berjudul Al-Manazhir (Book of Optic) yang telah diakui oleh Universitas-Universitas diseluruh dunia dan menjadikan refrensi utama dalam membahas penelitian tentang optik , baik di bagian Timur maupun bagian barat.

Abu 'Ali al-Hasan Ibn al-Haytham atau yang dikenal sebagai Ibnu Haytham, dia dijuluki di dunia Barat sebagai Alhazen merupakan salah satu dari beberapa saintis paling terkemuka yang dilahirkan dalam peradaban Islam. George Sarton (1931:721) menyatakan bahwa Ibnu Haytham adalah ahli fisika muslim dan sarjana dalam bidang optik terbesar sepanjang masa. Ibnu Haytham dilahirkan di Basrah pada sekitar tahun 354 H/965 M.

Ia bukan hanya seorang ahli geometri, tetapi juga ahli dalam bidang falak, pengobatan, maupun filsafat. Bukunya yang terkenal yaitu Al-Manazhir (Book of Optic) yang membahas mengenai mata menjadi rujukan sebagian besar ilmuwan Barat.

Ketika Ibnu Haytam ingin berpendapat dan membuat buku tentang optik, dia banyak mengambil pendapat dari seorang filsuf Yunani, Aristoteles khususnya dalam penjelasan tentang mata, pada pendapatnya yang tidak masuk akal bagi Ibnu Haytam bahwa mata bisa memancarkan sinar yang mampu menjangkau semua semua bintang- bintang yang jauh dan pendapat ini juga dikatakan oleh Ptolemy dan Euclid. Pada awalnya masalah mata menurut bangsa Yunani meliputi dua pendapat yang bertentangan.

Pertama "masuk", artinya semisal dua kelopak mata. Kedua menghantar pandangan mata ketika menghantar sinar cahaya dari kedua mata. Ibnu Haytam melakukan sebuah penyelidikan, beliau telah mengkaji cahaya, ciri-ciri bayang dan gambar dan banyak lagi tentang fenomena optik yang penting, dan dari penyelidikannya, dia telah menolak teori yang dibawa Ptolemy dan Euclid, Ibnu Haytam menyatakan tentang penglihatan (optik) pada mata bahwasanya "matatidak memberi cahaya benda, akan tetapi benda itulah yang memantulkan cahaya pada mata".

Ibnu Haytham memperkenalkan dua definisi yang berbeda terhadap cahaya, salah satunya menyatakan, "bahwa cahaya merupakan panas api, yang muncul dari benda-benda yang bercahaya karena eksistensinya seperti matahari, api dan benda-benda yang berpijar".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline