Lihat ke Halaman Asli

Noorhani Laksmi

writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

Jangan Meminta Aku untuk Sempurna (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292835756555634171

Sebelum ke sini cek dulu part 1 nya :

“Ok Leti besok Rafel ada waktu buat kamu…, ok…kita pulang dulu….tak usah khawatir kartu kredit yang kamu pegang tidak akan cukup membiayai kebutuhan mu Leticia manis…” ucap Bagoes sambil meninggalkan tips, setelah berdua makan di bilangan Kemang.

Entah sudah berapa kali Leticia harus mengikuti kemauan Bagoes, perawatan ini lah, itulah sedikit operasi hidung, dagu, alis…lelah Leticia mengingatnya.

Dia sendiri sudah tidak mengenal dirinya lagi, banyak perubahan dia lakukan guna memuaskan Bagoes.

Tapi tidak bisa Leticia ingkari, semua kebutuhan hidup dia dan putranya terpenuhi, hanya saja Leticia semakin merasa menjadi boneka, tepapatnya boneka Barbie.

Tidak punya hak akan tubuhnya dia sendiri.

****

Tapi rasanya Leti capai, Bagoes bukan lagi orang yang bisa memberikan kenyaman baginya, apa yang ada pada dirinya selalu cacat dan kurang di mata Bagoes, selalu Leti lemah tak berdaya, mana harga diri yang di banggakan? Walau mungkin diluaran sana pastilah banyak wanita yang mengharapkan lelaki yang gampang untuk mengeluarkan uangnya guna permak ini permak itu, tapi tidak buat Leti yang mencari cinta yang tulus.

Sesaat mungkin bahagia bersama Bagoes, tetapi lama kelamaan bak monster yang menakutkan baginya, sampai terbawa mimpi dalam tidurnya.

Dalam mimpinya Bagoes membawa sebilah pisau dan siap mengoperasi sekujur tubuhnya, tentu saja Leticia lari terbirit-birit ketakutan.

Leticia termenung di teras rumahnya, hujan masih saja turun dengan derasnya.

Hampir satu jam Leticia menunggu Bagoes untuk pergi ke acara ulang tahun client Bagoes di bilangan High Class.

Sebenernya Leticia sudah ingin menghapus make up dari salon langganan Bagoes, baginya dandanan ini seperti topeng, tapi Leticia tidak mempunyai pilihan dari pada ribut kembali dengan Bagoes.

Tiba-tiba….”Din…din…”Mercy elegan sudah siap, berlari-lari kecil Leticia menghampirinya, gaunnya agak sedikit basah.

“ Wah barbieku yang cantikkk, Perfect! Ficky mendandani mu…!” puji Bagoes, sambil mencium pipi pualam Leticia.

“ Hmm…” Leticia hanya mendengus pelan,…dalam hatinya berteriak “ Enak aja kamu sebut Barbie! Kau kira aku boneka! Liat saja nanti!”

****

Akhirnya pesta yang di hadiri kaum-kaum high class berakhir, “Hgggh berakhir juga pesta yang gak penting ini, capai aku harus berdandan bak topeng monyet …, aku capai mengikuti gaya hidup Bagoes….”lirih ucap batin Leticia.

Entah dari mana tiba-tiba Leticia ingin mengutarakan segala ketertekanannya selama ini, setengah tahun berjalan dengannya, kali ini dia merasa harus lepas darinya…, walau Bagoes sudah banyak memberi tapi jangan salah Leti juga banyak berkorban. Saat ini dia masih muda tapi beberapa tahun kedepan, kecantikan pasti akan pudar juga…dan Bagoes apakah masih mau mengeluarkan uang-uang tanpa serinya itu untuk terus memvermak ketuaan yang tak bisa dipungkirin kehadirannya, bagaimana kalau dia nanti malah di sia-sia! Bagaimana juga nasib Andru putra kesayangnnya. Apakah Bagoes akan bersikap seperti ini selamanya? Itu-lahyang menjadi pikiran Leti akhir-akhir ini, semakin terbaca karakter Bagoes tidak bisa meneima fisik dia apa adanya.

Hening di dalam mobil, gerimis tipis masih menerpa dan malam yang beranjak pagi….

Pk 12.30 saat pesta usai dan Cinderela harus kembali ke paraduan…

Kira-kira begitulah suasana malam Leticia dan Bagoes saat itu.

Andai ini cerita-cerita putri dan pangeran, selanjutnya yang terjadi….

“Pangeran…apakah kamu mencintai saya….” Tanya sang Putri .

“ Tentu saja calon Permaisuriku….” Jawab sang Pangeran.

“ Sepenuh hati dan apa adanya Pangeran? “ … “ Karena saya bukanlah Putri yang sempurna, yang pasti kecantikan ku akan pudar di telan waktu….”.

“ Aku kan mencintaimu, jangan khawatir akan kecantikanmu…selama hartaku melimpah pasti kamu akan cantik selalu, banyak tabib yang pandai menyulap apapun…percayalah…”

“ Bukan saya meragukan Pangeran, maaf saya lancang! Kalau boleh jujur saya tidak merasa nyaman dengan operasi-operasi ini Pangeran…saya merasa seperti monster…walau Pangeran selalu mengagumi saya…” kata sang putri.

Tiba-tiba…

“ Sudah jangan cerewet!! Ikutin aja kemauan aku…jangan banyak mengeluh!! Aku capai … lagian kamu putri yang aneh!! Semua putri di negeri ini pasti menginginkan seperti kamu…dengan mudah bisa ini dan itu agar cantik selalu!!” ternyata sang pangeran menjadi kesal dengan ucapan-ucapan sang putri.

“ Pangeran, hamba bukan boneka yang setiap saat di bentuk ini itu..saya ingin dimanusiawikan! Saya bukan Barbie….” teriak sang putri.

“ Trus mau kamu apa …, perlu kamu tahu!! jangan menghina BERBIE!!…dia itulah satu-satunya Putri yang sangat mengimajinasikan aku, symbol super kecantikan…Bodoohh !!” sang Pangeran benar-benar emosi.

“ Kalau begitu, nikah saja pangeran dengan Barbie…boneka stupid !! …saya tidak sudi menikah dengan pangeran sakit jiwa…” teriak nyaring sang putri.

Sang pangeran bertambah kalap dan di hunusnya pedang berkali-kali tanpa ampun ke sang putri, tak di hiraukan jeritan, rintihan, dan kesakitan sang putri…sambil terus mencerocos kata-kata “ Putri yang tolol, Barbie itu lah yang membuat aku semangat untuk mencintaimu, huh bodohnya kau!!…sekarang kamu secantik dia, malah ngomong dan nuntut macem-macem…inilah wujud cintaku…!!

****

Pagi nan dingin menusuk, di pinggir jalan mobil mercy elegan itu bertengger dengan kaca memercah darah, menetes….

Terbujur malang wanita berusia kurang lebih 30 thn korban kebrutalan yang belum bisa di temukan identitasnya.

Seperti dejavu, kejadian 5 tahun yang silam, pembunuh hanya meninggalkan jejak secarik kertas dengan bertuliskan ‘Barbie addicted’.

Dan masih bergentayangan….

“Somewhere…Somehow…”

Nice Friday……

Pic source : Google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline