Stres merupakan perubahan respon tubuh akibat adanya ancaman, tekanan, atau suatu perubahan yang hampir semua orang pernah mengalaminya. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti banyaknya tuntutan pekerjaan, banyaknya tugas-tugas sekolah ataupun perkuliahan, stres karena mendekati ujian, bahkan stres akibat permasalahan sosial, ekonomi, dan percintaan. Stres tidak hanya mempengaruhi pikiran dan jiwa, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh kondisi stres adalah terkait dengan perubahan berat badan.
Pada umumnya stres cenderung menyebabkan seseorang mengalami hilang nafsu makan hingga terjadi penurunan berat badan secara drastis. Hal ini terjadi karena bagian otak (hipotalamus) melepaskan hormon kortikotropin yang menekan nafsu makan. Selain itu, otak juga mengirimkan pesan kepada kelenjar adrenal untuk mengeluarkan lebih banyak hormon adrenalin. Hormon ini yang membantu memicu respon tubuh untuk menunda atau bahkan berhenti untuk makan. Sehingga stres menyebabkan hilang nafsu makan yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan berat badan.
Namun, pada sebagian orang stres justru dapat meningkatkan nafsu makan sehingga berat badan akan naik dan sulit untuk diturunkan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kelenjar adrenal melepaskan hormon lain yang disebut kortisol yaitu hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan motivasi untuk makan. Tingginya kadar hormon kortisol bersama dengan tingginya kadar insulin dalam tubuh, juga dapat meningkatkan hormon ghrelin. Ghrelin atau "hormon lapar" berperan memberikan sinyal ke otak untuk makan dan menyimpan kalori dan lemak lebih efektif. Oleh karena itu, peningkatan hormon ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan mempersulit penurunan berat badan.
Penyebab lain berat badan sulit diturunkan akibat stres adalah terjadinya stress eating atau emotional eating. Yaitu kondisi dimana seseorang akan makan secara berlebihan saat dalam kondisi emosional untuk melupakan masalah atau kesedihan yang sedang dihadapi. Hal tersebut dilakukan tanpa disertai karena adanya rasa lapar yang menyebabkan seseorang harus makan. Tetapi, mereka hanya makan sebanyak mungkin sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus-menerus, maka kondisi stress eating ini dapat memicu kenaikan berat badan atau obesitas.
Sehingga, stres yang tidak segera ditangani dapat mempengaruhi berat badan seseorang. Terjadinya peningkatan nafsu makan yang menyebabkan seseorang makan dengan tidak terkontrol dapat meningkatkan berat badan dan mengalami kesulitan untuk diturunkan. Oleh sebab itu, bagi seseorang yang sedang diet sebisa mungkin hindari banyak pikiran atau hal-hal yang dapat memicu terjadinya stres. Beberapa cara untuk menghindari stres adalah menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga, tidur yang cukup, berperilaku hidup bersih dan sehat, berpikiran positif, dan menghindari overthinking.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H