Pancasila telah tumbuh sebagai ideologi bangsa sejak awal kemerdekaan Indonesia juga sebagai dasar pemersatu bangsa. Di dalamnya terkandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan demokrasi yang membangun kesejahteraan sosial. Hal fundamental tersebut telah membangun Indonesia hingga masa dewasa ini.
Sekarang ini kita mulai memasuki era milenial di mana generasi Y (usia 18-36 tahun) sebagai usia produktif menjadi tonggak penentu masa depan nasib Bangsa Indonesia dan bagaimana seisi Pancasila akan diamalkan sebagai dasar bangsa.
Seisi dunia telah dipenuhi dengan perkembangan pesat mulai dari komunikasi hingga industri. Globalisasi menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi kami, generasi milenial. Di era dunia yang serba praktis ini, kita dihadapkan pada tantangan bagaimana menyinkronkan budaya pancasila dan kuatnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, sebagaimana kita ketahui beberapa ideologi dan budaya luar bisa dikatakan tidak sejalan dengan ideologi dan budaya di Indonesia sendiri.
Membuka diri terhadap perubahan bukanlah hal yang salah, malah hal tersebut dibutuhkan bagi perkembangan dalam negeri sendiri, tapi pastilah tidak semua budaya tersebut bisa dipraktekan dalam kehidupan di Indonesia.
Di era ini di mana perkembangan iptek dan budaya luar sangatlah mudah disebarkan melalui media-media online untuk konsumsi para generasi milenial, termasuk pengaruh radikalisme dan intoleran. Dengan demikian mudah saja hal tersebut dan meracuni jiwa pancasila kita. Di sinilah kita diuji bagaimana tetap menegakkan pancasila sebagai ideologi bangsa dan tetap menjadi ideologi yang up-to-date akan perkembangan zaman, bagaimana mengamalkan pancasila di era modern ini.
Agar generasi milenial tetap memiliki pondasi pancasila, maka dibutuhkan pemahaman mengenai ideologi pancasila, hal tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan formal, informal, maupun di kehidupan sehari-hari. Mengembangkan sikap-sikap yang mencerminkan nilai pancasila, seperti menjadi lebih kritis dalam menerima informasi dan menyebarkannya, lebih lagi saat ini UU ITE semakin dipertegas untuk menumpas berita-berita palsu yang tersebar di media online.
Membiasakan diri dengan perbedaan atau membangun sikap toleransi adalah yang terpenting, mengingat Indonesia merupakan negara multietnis yang jika tidak hati-hati mudah saja kita terhanyut arus radikal dan intoleran yang tidak sesuai dengan pancasila. Memilah apa yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa dan apa yang tidak seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan sebagai Bangsa Indonesia yang berideologi pancasila. Untuk tetap menjalin persatuan, dibutuhkan komunikasi.
Hal tersebut bisa dimulai dari tetap menjaga komunikasi secara live bersama keluarga. Lalu, dengan menjaga kelestarian budaya, kita juga ikut berperan dalam mengokohkan pondasi ideologi pancasila dalam era milenial ini.
Maka disamping kemajuan teknologi dan kuatnya arus globalisasi, sebagai generasi milenial yang akan menentukan masa depan bangsa, kita harus bisa menyeimbangkan ideologi pancasila dengan perubahan zaman di mana semua itu dimulai dari diri kita sendiri lalu menyebarkan kepada orang-orang disekitar kita. Mari menjadi generasi milenial yang memiliki karakter sebagai Bangsa Indonesia yang berideologi pancasila!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H