Suamiku sudah duduk manis di kursi ruang tengah, bersiap untuk terapi kaki dengan alat yang mengeluarkan gelombang terahertz. Sesuai SOP yang disarankan oleh terapis, aku setting dengan durasi 30 menit dan level 3 saja. Jika pengguna tidak memakai stent jantung, biasanya alat terapi bisa di-setting dengan level 6 sd 10 atau disesuaikan dengan kondisi masing-masing pengguna.
Untuk menghilangkan keheningan dan kejenuhan, kunyalakan televisi dengan channel kesukaan suamiku -- Love Nature. Channel ini berisikan film dokumenter kehidupan di alam liar. Kebetulan ada acara dengan judul yang sangat menarik "Chasing The Rain" -- Mengejar Hujan. Bercerita mengenai binatang-binatang liar di Afrika yang bertahan hidup dari siklus kekeringan.
Sepertinya film sudah berlangsung sekitar 15 menit ketika aku mulai menyalakan TV. Terlihat sekawanan gajah berjalan beriringan, dipimpin oleh seekor ibu gajah senior. Dua bayi gajah ikut dalam rombongan, tubuhnya terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuh pemimpin rombongan. Narator menceritakan bahwa kawanan gajah bergerak ke arah Utara untuk mencari sungai. Berdasarkan pantauan udara, terlihat sungai mengalir dengan cukup deras di daerah Utara -- tidak terlalu jauh dari lokasi rombongan.
Mereka berjalan dengan tenangnya, tak tampak tanda-tanda kepanasan. Gajah Afrika memiliki telinga yang lebar, menyerupai bentuk benua Afrika. Dengan telinganya yang lebar itu, mereka terlindungi dan tetap sejuk berjalan di bawah terik matahari.
Subhanallah... Allah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, mengatur setiap rincian dengan akurat dan memberikan keindahan yang tak terhingga.
Sesekali suara ibu gajah terdengar nyaring, seolah-olah memberi komando kepada anggotanya, "Tetap dalam barisan ya".
Akhirnya kawanan gajah sampai di tepi sungai yang airnya berwarnanya keruh, karena dasar dan sekitar sungai dipenuhi dengan tanah -- bukan batu-batuan. Kedalaman sungai hanya setinggi lutut ibu gajah, namun mencapai telinga bayi gajah. Bayi gajah yang semula berjalan di belakang, berangsur-angsur berjalan di sebelah kiri ibu gajah. Ternyata dengan kaki dan tubuhnya yang besar, ibu gajah berusaha melindungi bayi gajah dari derasnya arus sungai. Bayi gajah bisa menyeberang sungai dengan aman -- tidak hanyut. Ternyata gajah pintar berenang dan otaknya cerdas, lho.
Aku rangkum dari berbagai sumber, terdapat beberapa fakta menarik lainnya mengenai gajah:
- Kawanan gajah dipimpin oleh induknya yang disebut matriark. Saat sekelompok gajah bepergian, matriark selalu memimpin dan mengarahkan kawanan lainnya.
- Kawanan gajah biasanya dipimpin oleh betina tertua dan terdiri dari anak perempuan, saudara perempuan, dan keturunan mereka.
- Saat mencapai pubertas, anak gajah jantan akan meninggalkan kawanan induknya dan bergabung dengan pejantan muda lainnya. Sementara jantan yang lebih tua cenderung menyendiri.
- Melalui kotorannya, gajah menyebarkan biji-bijian berbagai jenis tumbuhan.
- Kotoran gajah juga kaya nutrisi, yang membantu menyuburkan tanah dan mempercepat proses penguraian bahan organik.
- Jalur yang dibuat oleh gajah saat berpindah tempat seringkali menjadi jalur hewan lain untuk berpindah.
Dengan menonton sekelumit film dokumenter mengenai gajah Afrika, banyak hikmah yang bisa aku peroleh.
Bahwa alam semesta merupakan ciptaan sempurna dari Allah SWT dan terdapat berbagai tujuan mulia Allah dalam proses penciptaannya.