Lihat ke Halaman Asli

Noni Nur oktaviani

mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta

Culture Shock Perbedaan Antar Budaya pada WNI yang Menetap di Jepang

Diperbarui: 16 Januari 2023   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memasuki budaya baru yang hadir dalam proses kehidupan, pada akhirnya mendorong individu untuk mampu melakukan adaptasi dalam menjalankan komunikasi dan interaksi dalam hidup sosial bermasyarakat. 

Budaya baru yang masuk ke dalam hidup individu tidak begitu saja mudah diterima. Perlunya banyak adaptasi, proses menerima, dan kemauan untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi pengaruh budaya luar yang masuk di lingkungan sekitar. 

Adapun dalam pelaksanannya diperlukan adanya proses adaptasi dengan kurun waktu tertentu yang tidak dapat ditentukan masanya antara satu orang dengan yang lain. Tentunya waktu ini didasarkan pada kemampuan masing-masing individu dalam melakukan komunikasi dan interaksi bersama dengan yang lain.

Adapun dalam menerima budaya baru ada istilah yang dinamakan dengan culture shock. Rasa kaget yang timbul ketika ada budaya baru yang masuk dalam lingkungan individu ini mempengaruhi perilaku dan psikologis dalam melakukan aktivitas bersama dengan lingkungan yang ada di sekeliling. 

Culture shock tidak terjadi begitu saja, melainkan adanya stimulus dari lingkungan yang memiliki perbedaan cukup jauh dibandingkan dengan lingkungan awal adalah penyebab utamanya. 

Menurut Dayaksini (2004) culture shock dapat tejadi ketika individu atau seseorang yang melakukan perpindahan dari satu daerah menuju daerah lainnya, baik dalam lingkup domestic atau dalam negeri maupun lingkup internasional atau luar negeri. 

Sementara itu, berdasarkan dengan pernyataan Little John yang dikutip melalui (Mulyana, 2006) menunjukkan bahwa culture shock merupakan suatu perasaan yang timbul karena adanya ketidaknyamanan dalam bentuk psikis dan fisik karena terjadi kontak dengan budaya lainnya yang berbeda dengan budaya sebelumnya.

Dalam situasi culture shock, individu merasa sangat terkejut atau kaget karena rutinitas yang dilakukan sebelumnya memiliki banyak perubahan. Familiar ini dapat membantu individu dalam upaya mengurangi berbagai tekanan yang terjadi. 

Selain itu, adanya pengharapan dari lingkungan dan juga berbagai pihak yang ada di sekeliling memicu sejauh mana culture shock dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu. 

Kenyamanan yang ditinggal menjadi alasan utama mengapa individu merasa terkejut ketika berada pada lingkungan baru, sebab sebelumnya individu terbiasa dengan berbagai rutinitas yang ditetapkan. Ketika ada yang berbeda dari rutinitas tersebut, pada akhirnya seseorang akan merasa ada yang kurang sehingga mendorong berbagai perasaan, seperti sedih dan bingung dengan adanya berbagai hal baru disekelilingnya.

Salah satu fenomena gegar budaya atau yang juga disebut dengan culture shock adalah ketika Warga Negara Indonesia (WNI) melakukan pekerjaan atau melanjutkan pendidikan ke Jepang sehingga meninggalkan budaya lama yang sudah menetap dalam diri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline