Lihat ke Halaman Asli

noni arnee

Pengembara

Tanpa Judul

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nayla masih saja memegang hp dan meletakkannya didada. Untuk kesekian kali ia menunggu suara balasan dari panggilan hp-nya.

"Ini sudah ke-15 kali, sms juga sudah kukirim hingga lima kali," gumam Nayla. Tapi sama sekali tak terdengar bunyi dering hp dari kekasihnya, Senja.

Sudah lima jam Nayla tertidur di kamar kontrakannya. Ruangan berukuran 3x3 meter ini yang menemaninya menunggu jawaban dari Senja. Sementara tubuh mungilnya terus menggigil, kepala terasa berat dan mata berkunang-kunang.

"Aku sakit.. apakah kamu tahu sakitku ini Senja," ucap Nayla lirih. Ia terus saja berbicara dan bergumam sendiri.

"Kenapa tak kau jawab saja pesan singkatku atau teleponku. Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kau lakukan disana. Kau pun tak tahu apa yang sedang terjadi dengan diriku. Atau kau memang enggan untuk ingin tahu...Kau cukup berkata dan tidak berdiam seperti ini..."

***
Tubuh Nayla semakin kepayahan. Ia tak mampu bangun dari tidurnya hanya untuk mengambil air putih di gelas yang terletak di samping sisi kasurnya. Sementara rasa dahaga terus saja mengoyak kerongkongannya yang kering. Bibirnya pun mulai pucat.

Di rumah kontrakan ini Nayla sendiri. Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam. Derik jangrik yang biasa menemani kesendiriannya di malam hari dirumah yang berada ujung jalan, malam ini tak terdengar, entah kemana.

Hp masih di genggamnya. Kembali Nayla mencoba untuk menghubungi nomor Senja untuk ke-31 kalinya. Masih tak ada jawaban.

Sesaat Nayla mengingat kejadian setengah tahun lalu, ketika dirinya tak berhasil menghubungi kekasihnya itu. Rasa berkecamuk mulai mendera didada. Hingga suatu siang Nayla mendapat khabar dari seorang teman Senja.

"Senja kecelakaan semalam..."

****
Waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi...dan Nayla pun belum juga berhasil menghubungi kekasihnya yang entah ada dimana.
Tubuhnya semakin lama semakin lemah, pucat dan tak mampu bergerak. Hp yang sejak tadi digenggam dan diletakkan didada sudah berpindah disamping tubuhnya. Tangannya mencoba meraih hp dengan sekuat tenaga. Perlahan.
Dengan pandangan kabur, tubuh lemah dan tangan bergetar Nayla mencoba memencet tombol-tombol huruf di hp-nya.
"Mungkin ini sms terakhir untuk Senja sebelum semua memang benar-benar berakhir..," batin Nayla

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline